KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melalui tahun yang sulit pada 2020 kemarin, dunia investasi diperkirakan akan memiliki outlook yang lebih baik pada tahun ini. Faktor utama pendorongnya disebut dari proses aktivitas ekonomi yang perlahan mulai pulih. Direktur Utama Batavia Prosperindo Asset Management Lilis Setiadi optimistis tahun ini kondisi makro ekonomi Indonesia akan mengalami perbaikan ditopang oleh geliat perekonomian yang mulai menunjukkan pemulihan sejak paruh kedua tahun lalu. Dengan adanya pemulihan ini, Lilis memperkirakan inflasi Indonesia pada 2021 akan ada di kisaran 2,5%-3% dan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 4%-5%. Tak hanya ditopang pemulihan ekonomi, Lilis juga menambahkan kebijakan makro dan fiskal di berbagai negara yang masih akan akomodatif turut menjadi katalis positif. Pasalnya, kebijakan tersebut akan berujung pada banjirnya likuiditas di pasar. Dengan tren suku bunga rendah yang tetap dijaga, likuiditas tersebut pada akhirnya akan masuk ke emerging markets, termasuk Indonesia.
Batavia Prosperindo perkirakan pasar saham akan lebih menarik dibanding obligasi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melalui tahun yang sulit pada 2020 kemarin, dunia investasi diperkirakan akan memiliki outlook yang lebih baik pada tahun ini. Faktor utama pendorongnya disebut dari proses aktivitas ekonomi yang perlahan mulai pulih. Direktur Utama Batavia Prosperindo Asset Management Lilis Setiadi optimistis tahun ini kondisi makro ekonomi Indonesia akan mengalami perbaikan ditopang oleh geliat perekonomian yang mulai menunjukkan pemulihan sejak paruh kedua tahun lalu. Dengan adanya pemulihan ini, Lilis memperkirakan inflasi Indonesia pada 2021 akan ada di kisaran 2,5%-3% dan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 4%-5%. Tak hanya ditopang pemulihan ekonomi, Lilis juga menambahkan kebijakan makro dan fiskal di berbagai negara yang masih akan akomodatif turut menjadi katalis positif. Pasalnya, kebijakan tersebut akan berujung pada banjirnya likuiditas di pasar. Dengan tren suku bunga rendah yang tetap dijaga, likuiditas tersebut pada akhirnya akan masuk ke emerging markets, termasuk Indonesia.