Batubara bertengger di level tertinggi sejak 2014



JAKARTA. Harga komoditas batubara bertengger di level tertinggi sejak 2014. Dalam perdagangan di ICE Futures Exchange, Selasa (11/7), batubara untuk pengiriman Oktober 2017 ditutup pada harga US$ 80,95 per metrik ton. Analis menilai, penguatan ini terjadi karena sentimen dari China.

Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka mengatakan, melambungnya harga batubara karena kondisi iklim di China yang memburuk. Sekarang ini di negeri tirai bambu itu sedang banjir, sehingga menyulitkan pengangkutan batubara. Dengan terganggunya jalur distribusi mau tidak mau pasokan batubara menurun.

“Kalau banjir pengangkutan batubara dengan kereta atau kapal jadi sulit,” ujarnya, Rabu (12/7).


Hal serupa juga diungkapkan oleh Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoin Futures. Menurutnya, selain menyebabkan gangguan pengangkutan, banjir juga menyebabkan dua pembangkit listrik di China rusak. Pemerintah akhirnya terpaksa melakukan impor demi memenuhi kebutuhan.

“Kondisi ini memicu kenaikan permintaan,” imbuhnya.

Meski memberi sentimen positif, tetapi China juga berpeluang memberikan katalis negatif terhadap harga batubara. Secara jangka panjang, negeri tirai bambu itu sedang merencanakan untuk mengganti penggunaan batubara dengan komoditas gas alam.

Pekan lalu, 13 lembaga pemerintahan China mengeluarkan petunjuk bahwa gas alam harus naik sekitar 10% dari total penggunaan energi nasional pada tahun 2020 dan menjadi 15% di tahun 2030. Saat ini penggunaan gas alam hanya sekitar 6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini