Batubara hanguskan target United Tractors 2015



JAKARTA. Potret pelemahan harga jual batubara sepanjang tahun ini menjadi dasar PT United Tractors Tbk mematok target kinerja tahun 2015. Perusahaan itu hanya berani mematok target penjualan alat berat pertambangan sebanyak 4.000 unit saja.

Jika dibandingkan dengan realisasi penjualan alat berat pertambangan tahun 2013 sebanyak 4.200 unit, berarti target itu melorot 4,76%. Sementara, jika dibandingkan target penjualan alat berat pertambangan tahun 2014 yang sebesar 3.700-3.800 unit alat berat, target 2015 itu masih lebih besar 5,26%-8,12%.

Namun, perlu dicatat, target 2014 itu adalah target revisi. Semula United Tractors optimistis bisa melego 4.494 unit alat berat pertambangan. 


United Tractors merevisi target lantaran melihat animo pasar alat berat pertambangan loyo. Musabab loyo animo pasar adalah pelemahan harga jual batubara. "Pengusaha batubara semula optimistis mematok target perkembangan bisnis, tapi akhirnya terpaksa menunda rencana ekspansinya," terang Sarah Loebis, Sekretaris Perusahaan United Tractors kepada KONTAN, Rabu (5/11).

Mengintip data Bloomberg, harga jual kontrak batubara di pasar Newcastle Coal Futures sejak akhir tahun lalu alias year to date (ytd) memang melemah. Harga kontrak batubara pada 4 November 2014 pukul 18.00 wib untuk pengiriman Desember 2014, tercatat US$ 62,65 per metrik ton. Harga itu sekaligus menjadi harga terendah periode itu.

Sementara harga kontrak batubara pada 31 Desember 2013 masih US$ 84,75 per metrik ton. Catatan harga itu sekaligus menjadi harga tertinggi para periode itu.

Nah, United Tractors memprediksi tren pelemahan harga jual batubara masih terus berlanjut tahun depan. Maka dari itu, perusahaan berkode UNTR di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini hanya menganggarkan belanja modal Rp 350 miliar, sama dengan 2014.

Namun perusahaan yang 59,5% sahamnya dimiliki PT Astra International itu masih berharap ada secercah harapan pada kinerjanya tahun depan. Jika pada penjualan alat berat, United Tractors pasrah, tidak demikian dengan proyeksi penjualan alat berat konstruksi dan perkebunan.

Sarah bilang, fokus pemerintahan Presiden Joko Widodo yang banyak menggenjot proyek infrastruktur akan memberikan peluang lebih besar bagi UNTR untuk menambah porsi penjualan alat berat konstruksi. Perusahaan itu berharap bisa mengail untung pada proyek jalan tol, pelabuhan dan jembatan.

Sarah belum bisa menyebut target penjualan tahun depan. Dia beralasan, baru bisa memprediksi target penjualan pasca proyek itu melewati proses pembebasan lahan.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa