Batubara kembali tergelincir



JAKARTA. Harga komoditas batubara terus melanjutkan tren pelemahannya. Bahan baku pembangkit listrik itu belum bisa kembali pulih, setelah mengalami koreksi hampir sepekan terakhir. Beberapa sentimen negatif masih membayangi pergerakan harga batubara.

Mengutip Bloomberg, harga batubara pengiriman Maret di ICE Futures Exchange pada penutupan perdagangan Senin (13/2) mengalami koreksi 0,31% ke level US$ 79,20 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Sedangkan jika menilik sepekan sebelumnya harganya sudah melemah hingga 2,22%.

Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka melihat pelemahan harga batubara ini memang wajar terjadi di tengah kondisi fundamental yang masih belum jelas. Sampai sekarang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump masih belum juga memberikan kepastian kebijakan penguatan harga batubara yang akan diterapkan.


“Saat kampanye kemarin kan ia berjanji untuk mencabut peraturan pengurangan penggunaan batubara yang sebelumnya dikeluarkan oleh Presiden Obama,” ujarnya Selasa (14/2).

Awal pekan ini malah tersiar kabar, politikus partai Republik itu membatalkan rencana kunjungannya ke Ohio. Padahal rencananya kedatangannya ke Ohio tersebut dilakukan untuk membatalkan salah satu peraturan Presiden Obama tentang batubara.

Ditambah lagi saat ini permintaan batubara juga mengalami penurunan karena sebagian wilayah di Asia sudah tidak terlalu dingin sehingga kebutuhan batubara untuk tenaga pemanas pun menyusut.

Mau tak mau tekanan permintaan ini juga menyebabkan pelemahan harga batubara. “Ini wajar membuat harga batubara terkoreksi,” tandasnya.

Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoin Futures menambahkan saat ini dari sisi pasokan, produksi batubara juga tetap berada di bawah tekanan. Sampai sekarang China masih membatasi produksinya dengan menutup sejumlah tambang yang beroperasi.

Sedangkan dari Amerika Serikat, pekan lalu hasil produksi batubara juga mengalami penurunan. “Saat produksi turun dan permintaan menipis harga batubara pasti mengalami koreksi,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto