Batubara masih bergerak stabil



JAKARTA. Proses pergantian energi dari batubara ke energi yang lebih ramah lingkungan masih menuai banyak rintangan. Namun, komitmen berbagai negara untuk mencapai target pengurangan emisi masih menjadi tekanan bagi pergerakan batubara.

Mengutip Bloomberg, Senin (22/2) harga batubara kontrak pengiriman Maret 2016 di ICE Future Exchange terkikis 0,39% ke level US$ 50,85 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, batubara tergerus 0,58%.

Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) telah memutuskan untuk menghentikan rencana pembangkit listrik bersih oleh Environmental Protection Agency (EPA). Penghentian rencana tersebut lantaran ditentang oleh berbagai pihak termasuk penambang batubara dan lebih dari 24 negara bagian di AS.


Meski ditentang oleh putusan Mahkamah, AS berkomitmen untuk bergabung pada kesepakatan Paris tahun lalu yakni untuk mengurangi tingkat emisi global. Presiden Obama berencana memangkas emisi sebesar 17% pada akhir dekade ini dan meningkat ke 28% pada tahun 2025.

"Kami harus menggunakan cara lain untuk mencapai target, tetapi kami tidak mundur dari target yang telah direncanakan," ujar perwakilan pemerintah AS, Todd Stern, seperti dikutip Bloomberg.

Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia, Guntur Tri Hariyanto mengatakan, kondisi di AS menunjukkan adanya tarik ulur industri batubara di negara tersebut. "Hal ini relatif membuat harga batubara cenderung stabil dalam jangka pendek," paparnya.

Di sisi lain, kondisi kelebihan pasokan batubara juga telah membuat produsen berusaha mengimbangi dengan memangkas produksi. Seperti Anglo American yang sedang berusaha melepas tambang komoditas batubara bersama dengan bijih besi dan nikel untuk lebih fokus pada produksi berlian, platinum dan tembaga.

Negara China juga melakukan hal serupa, yakni berencana menutup 1.000 tambang dengan kapasitas produksi 60 juta ton. "Dalam jangka pendek harga batubara akan tetap terjaga di range saat ini," lanjut Guntur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto