Batubara mendapat berkah dari kenaikan harga minyak



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Trend penguatan harga komoditas terus menunjukkan prospek yang menjanjikan. Harga minyak misalnya, pada hari ini (16/9) harga komoditas minyak sudah meningkat sebesar 8-9%. Faktor yang mendorong peguatan minyak salah satunya dipengaruhi oleh komitmen negara-negara OPEC yang membatasi jumlah produksi minyak yang akhirnya berdampak pada penguatan harga minyak dunia.

Baca Juga: Meski efek tak signifikan, lonjakan harga minyak jadi angin segar bagi harga batubara

Adanya penguatan komoditas minyak juga berdampak pada penguatan komoditas di sektor lain seperti komoditas tambang batu bara dan emas. Pada hari ini berdasarkan ringkasan perdagangan BEI sektro mining menjadi satu-satunya sektor yang menguat dengan pengautan sebesar 0,54%. Saham-saham di sektor mining juga menunjukkan pengautan seperti saham MDKA yang hari ini menguat 300 point, saham ADRO yang menguat 85 point, saham MEDC yang menguat 30 point.


Menurut Head of Research Infovesta, Wawan Hendrayanan pengauatan harga batu bara terpenagruh oleh penguatan harga minyak dikarenakan batubara dianggap sebagai alternatif pilihan bahan bakar khususnya bagi pembangkit listrik tenga uap. “Jadi pada dasarnya batu bara adalah subtitusi dari minyak. Ketika minyak mahal, biasanya terutama untuk PLTU akan lebih tertarik untuk menggunakan batu bara yang lebih murah. Batubara kan dia lebih kotor dan dia menghasilkan lebih banyak polusi. Jadi kalau misalnya minyaknya lagi murah si dia biasanya akan nyaman menggunakan minyak atau gas karena lebih ramah lingkungan. Tapi kalau memang minyak mahal, tidak ada pilihan secara ekonomis batu bara akan dipilih. Jadi ini yang membuat harga minyak naik batu bara juga akan ikut naik karena dianggap sebagai subsitusi yang akan dibeli oleh pengguna saat minya naik.” Tutur Wawan, Senin (16/9).

Baca Juga: Bisnis batubara masih menjadi penyumbang terbesar pendapatan Dian Swastatika (DSSA) Namun kenaikan harga batu bara tidak langsung dapat dirasakan. Pasalnya menurut Wawan karena sistem pembelian batubara berdasarkan sistem kontrak maka meskipun saat ini batu bara mengalami kenaikan harga dampaknya baru bisa dirasakan pada laporan keuangan 3 bahkan 6 bulan mendatang. Untuk saat ini meskipun trend mengalami kenaikan harga jual masih mengikuti harga berdasarkan nilai kontrak 3, 6 bahkan setahun lalu. Terkait cepat atau lambatnya dampak kenaikan harga batu bara pada haraga saham Chris Apriliony melihat hal tersebut tergantung pada harga komoditasnya sendiri dan emiten yang memproduksi komoditas tersebut. Wawan menilai kenaikan harga batu bara yang saat ini juga dipengaruhi oleh koreksi yang dialami sektor ini yang sudah berlangsung cukup lama. Menurut Wawan 2 tahun terakhir permintaan batubara mulai meningkat yang membuat sektoral ini mulai bangkit dari keterpurukan harga. Adapun bagi investor sendiri, Wawan menilai meskipun saat ini harga batubara sedang membaik perlu kajian lebih lanjut untuk memutuskan apakah investor akan membuat protofolio disektor ini atau tidak.

Baca Juga: Wall Street dibuka memerah terpapar efek penyerangan fasilitas minyak milik Aramco

Secara valuasi Wawan menilai bahwa valuasi emiten-emiten batu bara sudah rendah dan menarik untuk diakumulasikan. Tapi investor harus mewaspadai sentimen-sentimen musiman yang saat ini berpengaruh pada pergerakan harga batubara. Hingga 3-6 bulan kedepan Wawan masih optimis bahw emiten batubara masih akan emnunjukkan prospek yang menarik seiringin dengan adanya sentimen kenaikan harga batubara yang saat ini terjadi. Namun perlu diingat juga meskipun kenaikan harga minyak mendorong pergerakan harga batubara, kenaikan harga minya juga dapat membawa imbas pada kenaikan cost of production emiten. Bagi Investor yang hendak membuat portofolio di sektor emiten batubara Wawan merekomendasikan untuk mempertimbangkan mengakumulasi saham PTBA yang memiliki porsi domestik paling bedar, ADRO dan ITMG yang memiliki porsi ekposrt lumayan besar dan stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini