JAKARTA. Kenaikan harga batubara menyalakan kinerja emiten berbasis komoditas. Batubara sempat mencatatkan harga penutupan tertinggi sejak Agustus 2014 di ICE Future Erope pada level US$ 82,80 per metrik ton, Selasa (11/7). Meski hari berikutnya terkoreksi tipis ke posisi US$ 82,05 per MT. Tren naik batubara jadi angin segar bagi emiten yang memproduksi batubara. Muhammad Nafan Aji analis Binaartha Parama Sekuritas menyatakan, apabila menilik kinerja teknikal dan fundamental, ada dua emiten yang menarik, yakni PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID). "Sebagai perusahaan pertambangan batubara, ADRO merupakan perseroan yang gencar melakukan ekspansi bisnis dalam mengembangkan proyek pembangkit listrik," kata Nafan kepada KONTAN, Kamis (13/7).
ADRO memiliki proyek pembangkit listrik Tanjung Power Indonesia berkapasitas 200 MW di Kalimantan Selatan dan pembangkit listrik di Batang dengan kapasitas 2000 MW. Selain itu, ADRO juga melaksanakan diversifikasi bisnis tambangnya ke batubara kokas. Dengan demikian, hal itu akan mampu meningkatkan kinerja emiten ke depan.