PALEMBANG. Harga bawang putih di sejumlah pasar tradisional Kota Palembang masih bertahan tinggi Rp70.000 per kilogram yang telah terjadi sejak pertengahan Mei 2017. Meski sempat turun saat dilakukan operasi pasar oleh Bulog Divre Sumatera Selatan dan Bangka Belitung dengan harga Rp54.000 per kilogram pada 20 Mei 2017, namun harga kembali tinggi selama Ramadan. Ayung, pedagang bawang putih di Pasar Perumnas Palembang mengatakan, harga bawang bertahan tinggi karena nilai tebus di agen juga sudah tinggi.
"Saya ambil di agen sudah Rp66.000/kg jadi terpaksa saya jual Rp70.000/kg. Akibatnya daya beli juga menurun, saat ini jarang yang langsung beli satu kilogram, umumnya beli hanya seperempat kilogram," kata Ayung, Rabu (31/5). Senada, Rustami, pedagang di Pasar KM 5 Palembang juga masih menjual di harga tinggi yakni Rp65.000 karena pemasok tidak memiliki barang. "Kata agen barang sedang putus, tak tahu karena apa. Kami pedagang berharap harga bisa turun biar banyak yang beli," kata pedagang bawang yang sudah berjualan bumbu dapur selama 10 tahun ini. Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel Agus Yudiantoro mengatakan tingginya harga bawang ini karena terbatas pasokan bawang putih dari China. Selama ini Indonesia bertumpu pada impor hingga 97 persen. "Informasi yang kami dapatkan pasokan dari China sedang putus," kata Agus. Kondisi ini tentunya menyulitkan mengingat Provinsi Sumatera Selatan membutuhkan suplai bawang putih sebanyak 40 ton/hari. Sedangkan bawang merah sebanyak 70 ton/hari. "Kebutuhan ini sebagian besar untuk pembuatan cuko pempek," kata dia. Untuk mengatasi persoalan ini, Disdag Sumsel telah mengajukan permintaan tambahan pasokan ke Jakarta. "Bahkan sudah tiga kali berkirim surat ke pusat agar ada tambahan kuota pemakaian bawang putih, namun hingga kini belum juga dibalas," kata dia. Permintaan tambahan bawang putih ini dari tiga pintu masuk yakni Pelabuhan Belawan (Medan), Tanjung Perak (Surabaya) dan Soekarno-Hatta (Makassar), kata dia.
Ketersediaan bawang putih di Indonesia hingga kini masih didominasi impor berasal dari dua negara, yakni China dan India. China memegang porsi mayoritas sebesar 99,25 persen, sementara India 0,65 persen. Total impor bawang untuk periode Januari-Februari 2017 mencapai 60,9 ribu ton dengan nilai impor 70,5 juta dollar AS. Secara volume terjadi penurunan dari periode sama tahun sebelumnya, yakni 77,2 ribu ton atau sebanyak 21,13 persen. Namun, nilai impor justru naik sebanyak 22,06 persen atau dari 57,7 juta dolar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto