JAKARTA. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta mempertanyakan sikap manajemen Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang tidak membuat tempat pemungutan suara (TPS). Karyawan menjadi alasan RSCM tak membangun TPS."Di RSCM tidak ada TPS berdiri, padahal pemilu-pemilu sebelumnya ada tiga TPS untuk pemilih di rumah sakit. Kenapa sekarang tidak ada TPS di sana?" tanya Ketua Pokja Penegakan Hukum Bawaslu DKI Jakarta Muhammad Jufri di Kantor Kelurahan Pegangsaan, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2014) dini hari.Menurut Jufri, KPU Jakarta Pusat sudah mengirimkan surat kepada manajemen RSCM untuk membangun TPS. Namun, ujar dia, RSCM mengirimkan surat balasan yang mengatakan rumah sakit tersebut tidak akan membangun TPS.Jufri mengatakan, dalam surat itu, RSCM beralasan tak banyak karyawan yang bekerja pada hari pemungutan suara. Alasan berikutnya, jumlah karyawan rumah sakit tersebut yang berdomisili di Jakarta Pusat juga tak banyak. Karenanya, RSCM tidak merasa perlu membangun TPS di kompleks rumah sakit."Kami sangat menyayangkan tidak adanya TPS di RSCM. Padahal, mereka yang sakit juga memiliki hak yang sama untuk memberikan suara dalam pemilu," kecam Jufri. Dengan ketiadaan TPS ini, kata dia, pasien RSCM dan keluarga yang menemani akan kehilangan hak pilih.Solusi Bawaslu dan KPU DKIUntuk mengatasi masalah ini, kata Jufri, Bawaslu DKI dan KPU Jakarta Pusat berkoordinasi untuk memberikan solusi. Pemilih yang ada di RSCM dan pasien yang masih dapat berjalan, ujar dia, dipersilakan menggunakan hak pilih di TPS terdekat dari RSCM.Adapun bagi pasien yang kesulitan mendatangi TPS terdekat dengan RSCM, ujar Jufri, akan ada petugas panitia pemungutan suara (PPS) yang mendatangi rumah sakit. "Kami ingin mereka yang sakit juga bisa ikut memberikan suara. Itu hak mereka sebagai warga negara," ujar Jufri. Petugas pengawas lapangan akan memantau langsung proses ini.Bawaslu DKI Jakarta menggelar patroli beberapa jam menjelang pemilu, sejak Selasa (8/4/2014) malam. Beberapa kecamatan mereka datangi untuk mengecek persiapan pemilu di TPS dan mengantisipasi praktik kecurangan. (Yohanes Debrito Neonnub)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bawaslu DKI kecam RSCM yang tolak bangun TPS
JAKARTA. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta mempertanyakan sikap manajemen Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang tidak membuat tempat pemungutan suara (TPS). Karyawan menjadi alasan RSCM tak membangun TPS."Di RSCM tidak ada TPS berdiri, padahal pemilu-pemilu sebelumnya ada tiga TPS untuk pemilih di rumah sakit. Kenapa sekarang tidak ada TPS di sana?" tanya Ketua Pokja Penegakan Hukum Bawaslu DKI Jakarta Muhammad Jufri di Kantor Kelurahan Pegangsaan, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2014) dini hari.Menurut Jufri, KPU Jakarta Pusat sudah mengirimkan surat kepada manajemen RSCM untuk membangun TPS. Namun, ujar dia, RSCM mengirimkan surat balasan yang mengatakan rumah sakit tersebut tidak akan membangun TPS.Jufri mengatakan, dalam surat itu, RSCM beralasan tak banyak karyawan yang bekerja pada hari pemungutan suara. Alasan berikutnya, jumlah karyawan rumah sakit tersebut yang berdomisili di Jakarta Pusat juga tak banyak. Karenanya, RSCM tidak merasa perlu membangun TPS di kompleks rumah sakit."Kami sangat menyayangkan tidak adanya TPS di RSCM. Padahal, mereka yang sakit juga memiliki hak yang sama untuk memberikan suara dalam pemilu," kecam Jufri. Dengan ketiadaan TPS ini, kata dia, pasien RSCM dan keluarga yang menemani akan kehilangan hak pilih.Solusi Bawaslu dan KPU DKIUntuk mengatasi masalah ini, kata Jufri, Bawaslu DKI dan KPU Jakarta Pusat berkoordinasi untuk memberikan solusi. Pemilih yang ada di RSCM dan pasien yang masih dapat berjalan, ujar dia, dipersilakan menggunakan hak pilih di TPS terdekat dari RSCM.Adapun bagi pasien yang kesulitan mendatangi TPS terdekat dengan RSCM, ujar Jufri, akan ada petugas panitia pemungutan suara (PPS) yang mendatangi rumah sakit. "Kami ingin mereka yang sakit juga bisa ikut memberikan suara. Itu hak mereka sebagai warga negara," ujar Jufri. Petugas pengawas lapangan akan memantau langsung proses ini.Bawaslu DKI Jakarta menggelar patroli beberapa jam menjelang pemilu, sejak Selasa (8/4/2014) malam. Beberapa kecamatan mereka datangi untuk mengecek persiapan pemilu di TPS dan mengantisipasi praktik kecurangan. (Yohanes Debrito Neonnub)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News