KONTAN.CO.ID- JAKARTA. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menemukan 1.895 TPS yang didapati pengawas TPS tidak diberikan Model C.Hasil Salinan. Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty menjelaskan banyaknya temuan-temuan kesalahan
input rekapitulasi suara pada sistem milik KPU ini ramai dibahas di media sosial dan viral. Didapati bahwa jumlah suara yang dimasukkan di Sirekap KPU jauh lebih tinggi dari hasil yang ada di formulir C1.
"Penentunya hasil itu adalah manual rekapitulasi, jadi bukan Sirekap," ujar Lolly Suhenty dalam konferensi pers melalui siaran Youtube Bawaslu RI, Kamis (15/2).
Baca Juga: Siang Ini, Bawaslu Bertemu KPU Bahas Permasalahan Pemilu 2024 Selain itu, terdapat 11.233 TPS yang didapati adanya Sirekap tidak dapat diakses oleh pengawas pemilu, saksi, dan atau masyarakat. Bahkan, sebanyak 3.463 TPS melakukan penghitungan suara dimulai sebelum waktu pemungutan suara selesai pada pukul 13.00 waktu Indonesia bagian barat. "Sebanyak 2.162 TPS ada ketidaksesuaian jumlah hasil penghitungan surat suara yang sah dan surat suara yang tidak sah dengan jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih," ungkapnya. Kemudian, ditemukan 1.473 TPS yang tersebar di provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Bali, dan Daerah Istimewa Yogyakarta ditemukan adanya intimidasi terhadap penyelenggara.
Baca Juga: Tanggapi Hasil Hitung Cepat Pemilu, Jokowi: Sabar, Tunggu Hasil Resmi KPU Diketahui, Pemilu 2024 meliputi pemilihan presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, anggota DPD RI, anggota DPRD provinsi, serta anggota DPRD kabupaten/kota dengan daftar pemilih tetap (DPT) tingkat nasional sebanyak 204.807.222 pemilih. Mengacu pada Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022, rekapitulasi suara nasional Pemilu 2024 dijadwalkan berlangsung mulai 15 Februari hingga 20 Maret 2024. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi