KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bayan Resources Tbk (
BYAN) mengincar pendapatan tahunan sekitar US$ 3,2 miliar - US$ 3,4 miliar di sisa tahun 2022. Sejalan dengan target tersebut, BYAN mengejar rencana produksi sebesar 37 juta - 39 juta metrik ton (MT) batubara di sepanjang tahun 2022 dengan target volume penjualan yang mirip. “Volume penjualan dicanangkan berada dalam kisaran 37 juta - 39 juta metrik ton,” tutur Direktur BYAN, Jenny Quantero dalam acara
public expose, Senin (5/12). Target pendapatan BYAN di tahun 2022 melampaui realisasi pendapatan tahun sebelumnya. Mengutip laporan keuangan tahunan perusahaan, BYAN membukukan pendapatan US$ 2,8 miliar dengan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan pemilik entitas induk sebesar US$ 1,21 miliar. Capaian tersebut ditopang oleh volume penjualan batubara sebesar 40,4 juta MT di tahun 2021.
Sepanjang Januari-September 2022 lalu, BYAN telah merealisasikan produksi batubara 27,8 juta MT atau naik tipis dibanding produksi batubara Januari-September 2021 yang sebesar 27,3 juta ton. byan
Baca Juga: Bayan Resources (BYAN) Cetak Kinerja Moncer, Laba Bersih Melonjak 150% Sementara itu, volume penjualan batubara BYAN di Januari-September 2022 sudah mencapai 28 juta ton, turun dibanding volume penjualan Januari-September 2021 yang mencapai 29,3 juta ton. Meski begitu, penurunan volume penjualan tersebut dibarengi dengan kenaikan harga jual rata-rata alias
average selling price (ASP). Tercatat, ASP BYAN naik dari semula US$ 59,7 per MT di Januari-September 2021 menjadi US$ 119,4 per MT di Januari-September 2022. Alhasil, BYAN membukukan pendapatan US$ 3,34 miliar di Januari-September 2022, melesat 91,42% dibanding pendapatan Januari-September 2021 yang sebesar US$ 1,74 miliar. Seturut pendapatan yang menanjak, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih BYAN meroket 150,25% secara tahunan atau
year-on-year (YoY) dari semula US$ 650,32 juta di Januari-September 2021 menjadi US$ 1,62 miliar di Januari-September 2022.
“Kenaikan ini (kenaikan kinerja) disebabkan oleh harga jual rata-rata yang meningkat,” tutur Jenny. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari