Bayar utang, INDF terbitkan obligasi Rp 2 triliun



JAKARTA. Mencari pendanaan, beberapa emiten mulai berbondong-bondong melakukan penerbitan surat utang. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menjadi salah satu yang akan melakukan penawaran umum obligasi dalam waktu dekat.

Obligasi yang akan INDF terbitkan bernilai sebesar Rp 2 triliun, dengan tingkat bunga tetap dan tenor 5 tahun. Berdasarkan prospektus yang dirilis perseroan, masa penawaran awal obligasi INDF akan berlangsung di 14 sampai 23 Mei.

Kemudian, perkiraan tanggal efektifnya adalah 6 Juni. Penawaran umum pun akan dilaksanakan 9 serta 10 Juni. Selanjutnya, penjatahan dilakukan di 11 Juni, dan distribusinya pada 13 Juni. Terakhir, obligasi ini akan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tanggal 16 Juni.


INDF akan melakukan pembayaran bunga obligasi tersebut dalam 20 tahap atau setiap 3 bulan. Bunga perdana akan dibayarkan di 13 September. Kemudian, bunga terakhirnya yaitu pada 13 Juni 2019.

Untuk penerbitan obligasi tersebut, INDF telah menunjuk 5 penjamin emisi. Ini antara lain PT Mandiri Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT DBS Vickers Securities Indonesia, PT Indo Premier Securities, dan PT Trimegah Securities Tbk (TRIM). Lalu wali amanatnya adalah PT Bank Mega Tbk (MEGA). PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pun telah memberi nilai AA+ dengan outlook stabil.

Rencananya, anak usaha Grup Salim ini melakukan penerbitan surat utang untuk membayar utang. Pemakaian utamanya yaitu untuk melunasi utang pokok obligasi V tahun 2009, senilai Rp 1,61 triliun yang jatuh tempo 18 Juni tahun ini. Kemudian, INDF akan menggunakan sisanya untuk pembayaran utang bank jangka pendek.

Dalam laporan keuangannya, emiten ini mengempit utang jangka pendek sejumlah Rp 21,53 triliun. Di situ, utang obligasinya yakni Rp 2,33 triliun. Lalu utang bank jangka panjang INDF yang jatuh tempo tahun ini adalah Rp 1,07 triliun. Kemudian, utang bank jangka pendek dan cerukannya sebesar Rp 5,82 triliun.

Pada kuartal pertama 2014, pendapatan INDF tampak meningkat 26,92% dari Rp 12,89 triliun menjadi Rp 16,36 triliun. Sedangkan labanya melonjak 90% dari Rp 722,36 miliar ke posisi Rp 1,37 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri