Bayu Buana (BAYU) bidik pendapatan Rp 2,14 triliun sampai akhir tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bayu Buana Tbk (BAYU) targetkan pendapatan sampai akhir tahun sebesar Rp 2,14 triliun. Di mana, perhelatan Bayu Buana Travel Fair (BBTF) 201 diharapkan mampu sumbang Rp 20 miliar.

Agustinus Pake Seko, Direktur Utama PT Bayu Buana Tbk menyebutkan bahwa per Agustus perusahaan telah mencapai 65%-70% dari target pendapatan akhir tahun sebesar Rp 2,14 triliun.

"Periode Januari-Agustus pendapatan kami sudah sampai Rp 1,48 triliun atau tumbuh 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,2 triliun," ujarnya di Jakarta, Senin (8/10).


Oleh sebab itu, target dari event BBTF 2018 untuk memastikan lagi target yang tersisa tercapai baik dari penjualan maupun laba bersih perusahaan.

Adapun untuk laba sendiri, Agus mengklaim tumbuh 18% menjadi Rp 25 miliar untuk periode Januari-Agustus dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 21 miliar.

Sekadar informasi, untuk bottom line sendiri ditargetkan bisa bertumbuh 20% hingga akhir tahun nanti atau setara Rp 38 miliar-Rp 40 miliar. Adapun bottom line perusahaan di tahun lalu tercatat sebesar Rp 33,16 miliar.

Menurutnya, setiap tahun perusahaan memberangkatkan sekitar 3.500-4.000 orang ke berbagai destinasi. Karenanya, diharapkan melalui BBTF 2018 bisa memenuhi sekitar 20%-25% atau sekitar 1.000 paket terjual.

"Kalau 1.000 paket terjual dengan rata-rata harga sekitar Rp 20 juta, maka bisa berkontribusi sekitar Rp 20 miliar," terangnya.

Ia juga bilang pertumbuhan laba bersih lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan dikarenakan paket tur memiliki margin yang lebih besar yaitu 10%-12%.

Oleh sebab itu, emiten dengan kode saham BAYU di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini rutin mengadakan event seperti BBTF ini.

"Secara general, strategi kami bagaimana kami shifting dari produk yang memiliki margin lebih tinggi. Makanya, kami adakan event-event seperti ini," terangnya.

Walaupun begitu, ia menyebutkan bukan berarti untuk produk dengan margin yang lebih rendah akan ditinggalkan. Ia mencontohkan dari sisi korporat yang terus diperkuat dengan corporate booking tools yang mana informasi bisa didapatkan 24 jam. Adapun pendapatan perusahaan masih lebih dominan dari korporat dibandingkan ritel dengan komposisi 70% : 30%.

Sedangkan, untuk sektor pariwisata religi atau umrah, Agus menyebutkan kontribusinya masih belum maksimal. Sebabnya sampai kuartal II lalu baru berkontribusi 7%-8%. Menurutnya, kontribusi yang belum maksimal itu sendiri disebabkan masih banyak masalah.

Oleh sebab itu, perusahaan masih mencoba menyesuaikan. Walaupun begitu, ia berharap sampai akhir tahun nanti wisata religi tersebut dapat berkontribusi 10%. "Targetnya bisa sumbang 2%-3% dari total pendapatan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto