Bayu: Pasar lelang karet putus rantai distribusi



JAKARTA. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi berharap agar pasar lelang lokal (PLL) karet dan pasar lelang forward (PLF) karet di Provinsi Jambi bisa meningkatkan harga karet dari petani.

“Karena pasar ini mengefisienkan mata r­­antai perdagangan,” kata Bayu yang datang berkunjung ke PLL karet di Panerokan, Jambi hari ini, Rabu (28/3). PLL karet Panerokan di kabupaten Batanghari, Jambi ini sudah berdiri sejak 1989.

Tak hanya itu, Bayu bilang, kehadiran PLL Karet memiliki kontribusi dalam perdagangan karet di wilayah Jambi dan sekitarnya. Tahun 2011 lalu, transaksi PLL Karet Panerokan tercatat senilai Rp 11,5 miliar. Sampai pertengahan Maret 2012, total transaksi mencapai Rp 2,6 miliar.


Keberhasilan dari PLL karet Panerokan tersebut, ini ikut menginspirasi daerah lain mendirikan pasar lelang karet serupa, seperti di Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo di Jambi. Selanjutnya, pasar lelang ini akan dikembangkan menjadi Pasar Lelang Forward Agro.

Bayu menyebut, data Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo), potensi produksi karet Indonesia tercatat 3 juta ton. Sedangkan volume ekspor karet berkisar 2,4 juta ton hingga 2,5 juta ton. Artinya, hanya 500.000 ton karet saja yang di olah dalam negeri. International Rubber Study Group (IRSG) memperkirakan konsumsi karet alam 2012 mencapai 11 juta ton atau tumbuh sekitar 2,6%. Sebanyak 65% dari permintaan karet diproduksi oleh Indonesia, Thailand dan Malaysia.

Sementara itu, riset dari LMC Internasional menyebutkan, pertumbuhan permintaan karet akan naik sekitar 3,5-4% hingga tahun 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri