SERANG. Gara-gara harga minyak dunia melambung, para bankir banting setir ke sektor yang lebih tahan risiko. Saat ini, para bankir berlomba mengucurkan kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kompetisi di pasar kredit kecil pun semakin sengit.Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Muliaman D. Hadad mengaku, nyaris semua bank agresif menyalurkan kredit untuk sektor UMKM. "Karena sektor tersebut memang lebih tahan risiko ketimbang sektor lainnya," ujarnya hari ini. Sebetulnya, bank-bank tersebut sudah lama menggarap pasar UMKM, hanya saja keran kredit untuk UMKM dahulu tak selebar seperti sekarang. "Mereka terus memperbesar kredit UMKM," tambah Muliaman.BI mencatat, sampai akhir bulan Juni lalu, outstanding kredit perbankan untuk sektor UMKM mencapai Rp 599,9 triliun atau 50% dari nilai total kredit perbanyak. Sebanyak 95,9% kredit UMKM yang tersalur itu berasal dari kantong bank umum. Sementara Bank Perkreditan Rakyat (BPR) hanya mengucurkan Rp 24,6 triliun, atau 4,1% dari total kredit UMKM.
Bazar Kredit untuk UMKM
SERANG. Gara-gara harga minyak dunia melambung, para bankir banting setir ke sektor yang lebih tahan risiko. Saat ini, para bankir berlomba mengucurkan kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kompetisi di pasar kredit kecil pun semakin sengit.Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Muliaman D. Hadad mengaku, nyaris semua bank agresif menyalurkan kredit untuk sektor UMKM. "Karena sektor tersebut memang lebih tahan risiko ketimbang sektor lainnya," ujarnya hari ini. Sebetulnya, bank-bank tersebut sudah lama menggarap pasar UMKM, hanya saja keran kredit untuk UMKM dahulu tak selebar seperti sekarang. "Mereka terus memperbesar kredit UMKM," tambah Muliaman.BI mencatat, sampai akhir bulan Juni lalu, outstanding kredit perbankan untuk sektor UMKM mencapai Rp 599,9 triliun atau 50% dari nilai total kredit perbanyak. Sebanyak 95,9% kredit UMKM yang tersalur itu berasal dari kantong bank umum. Sementara Bank Perkreditan Rakyat (BPR) hanya mengucurkan Rp 24,6 triliun, atau 4,1% dari total kredit UMKM.