KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham
BBCA,
BBRI,
TLKM, dan
BMRI konsisten masuk dalam jajaran top 5 big caps di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak Juni sampai Mei. Keempat saham tersebut dinilai memiliki prospek yang cerah. Pada Januari, saham BBCA menempati posisi pertama dengan kapitalisasi atau
market cap sebesar Rp 930,57 triliun. Di susul saham BBRI Rp 610,67 triliun, TLKM di Rp 415,07 triliun, BMRI sebesar Rp 345,34 triliun dan
ARTO Rp 224,97 triliun. Lalu, pada Mei kapitalisasi pasar BBCA mencapai Rp 945,82 triliun, BBRI Rp 694,70 triliun, TLKM Rp 426,95 triliun dan BMRI Rp 392,70 triliun. Sedangkan, market cap
GOTO Rp 360,04 triliun.
Baca Juga: IHSG Menguat, Investor Bisa Pilih Saham Defensif untuk Esok Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan secara dominan sektor keuangan dipandang oleh pelaku pasar dan investor paling menguntungkan di saat terjadinya pemulihan ekonomi. Sementara, Telkom merupakan saham defensif, yang secara fundamental bisa bertumbuh di saat pandemi. Berdasarkan data
Bloomberg, BBCA memiliki bobot sebesar 7,65% terhadap IHSG. Sementara, bobot BBRI mencapai 7,55%, TLKM 7,15% dan BMRI 5,55%.
Dengan bobot besar itu, secara
month to date, BBRI sudah membebani Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 33 poin. Lalu, BBCA memberatkan 25,5 poin, TLKM 24,6 poin dan BMRI 14,2 poin.
Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Rabu (15/6) Menurut Wawan, keempat saham tersebut sudah mengalami kenaikan harga cukup tinggi, terutama sebelum momen lebaran. Ditambah adanya rotasi sektor akibat kenaikan suku bunga The Fed pada Mei lalu. "Saham-saham ini dilepas karena sektor lain komoditas sedang seksi. Jadi yang buat pelaku pasar dan investor pindah sektor lain," kata Wawan saat dihubungi Kontan, Selasa (14/6). Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis menjelaskan secara prospek, keempat saham tersebut masih memiliki potensi positif. Di tambah dengan kinerja yang semakin membaik, dia merekomendasikan
buy untuk keempat saham itu.
Baca Juga: Market Cap BBCA, BBRI, BMRI, dan TLKM Jadi Jawara Sejak Awal Tahun Soal keempat saham itu menjadi pemberat IHSG, dia mencermati saham-saham tersebut mengalami tekanan akibat aksi
profit taking yang disebabkan adanya sentimen kenaikan suku bunga yang agresif dari The Fed membuat pasar fear sehingga investor cenderung mengamankan asetnya. “Tapi hal ini bisa dimanfaatkan untuk
buy on weakness karena keempat saham tersebut memiliki valuasi yang masih murah serta kinerja keuangan yang membaik,” kata dia. Adapun, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus bilang saham perbankan tengah menyesuaikan situasi dan kondisi terkait dengan potensi kenaikan tingkat suku bunga yang akan terjadi.
Baca Juga: Kapitalisasi Pasar Bank Jago (ARTO) Terus Merosot, Masih Menarik untuk Dikoleksi? "Namun volatilitas atau koreksi yang terjadi pada saham-saham tersebut, tidak mengubah apapun terhadap nilai valuasi di masa yang akan datang," tegas Nico. Pada akhir perdagangan Selasa (14/6), kapitalisasi pasar BBCA mencapai Rp 903 triliun. Disusul oleh BBRI senilai Rp 654 triliun, GOTO sebesar Rp 474 triliun, TLKM Rp 407 triliun dan BMRI sebesar Rp 3879 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati