BBCA dan BNII kaji penurunan bunga KPR



JAKARTA. Meski Bank Indonesia mengerek suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 7,75%, dua bank yang melantai di bursa saham malah berniat menurunkan bunga kredit pemilikan rumah (KPR). Mereka adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII). Dua bank itu menurunkan bunga KPR untuk mendongkrak pertumbuhan kredit perumahan.

Lani Darmawan, Direktur Ritel Banking BII mengatakan, BII akan menurunkan bunga KPR sebanyak 25 bps bagi nasabah existing tertentu yang memiliki rekam jejak baik. Tingkat suku bunga dasar kredit (SBDK) KPR BII tercatat sebesar 11,75% per Oktober 2014. Kata Lani, penurunan bunga KPR ini demi menaikkan pertumbuhan KPR.

Asal tahu saja, bank milik Maybank ini pada tahun 2015 membidik pertumbuhan KPR sebesar 15% hingga 20%. "Kami melihat bahwa kebutuhan perumahan tetap menjadi kebutuhan utama masyarakat," kata Lani kepada KONTAN, Senin (24/11).


BBCA juga akan menurunkan bunga KPR pada tahun depan. "Masih dalam kajian. Tapi penurunannya akan kami lakukan di tahun depan, atau lebih tepatnya pada Februari sesuai dengan ulang tahun BCA," ungkap Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BBCA, pekan lalu.

Sayang, Jahja belum dapat menyebutkan berapa besar penurunan bunga KPR yang akan dilakukan BCA. Yang jelas, lanjut Jahja, penurunan bunga KPR akan dilakukan secara bertahap dan tidak akan merugikan BCA. Langkah itu, sambung Jahja, dilakukan BCA untuk memperbaiki portofolio KPR BCA yang sampai akhir tahun ini diprediksi tumbuh stagnan atau tidak jauh berbeda dengan pencapaian tahun 2013.

Hingga September 2014 lalu, KPR BCA tumbuh stagnan dengan total portofolio Rp 52,9 triliun. Jumlah ini relatif tidak berubah dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013. Penurunan bunga KPR, bukan yang pertama kali dilakukan BCA. Di tahun ini, bunga KPR BCA telah turun sebesar 25 bps.

Penurunan bunga KPR BCA sejalan dengan penurunan bunga deposito. Bunga KPR BCA saat ini berada di level 9%–9,25% untuk fix rate 1–2 tahun, KPR 9,5% untuk 3 tahun, dan 10% untuk fix rate 5 tahun.

Hingga penutupan perdagangan saham, kemarin, harga saham BBCA turun 0,38% menjadi Rp 13.275 per saham. Pun harga BNII turun 0,78% menjadi Rp 256 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie