BBJ mengerek target volume transaksi hingga akhir tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume transaksi PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) hingga kuartal III mencapai 4,86 juta lot. Kontribusi penyumbang volume transaksi mayoritas berasal dari transaksi bilateral yang mencapai 3,83 juta lot atau 78,81% dari total volume transaksi. Sementara sisanya, sebesar 1,03 juta lot berasal dari transaksi multirateral.

Pada transaksi bilateral emas Loco menjadi komoditas yang paling sering ditransaksikan dengan jumlah volume mencapai 2,68 juta lota.

Direktur Utama BBJ Stephanus Paulus Lumintang mengatakan, emas loco sudah menjadi jawara transaksi terbanyak sejak enam tahun lalu. "Fluktuasi harga emas dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menjadi membuat investor memburu emas," kata Sthephanus, Kamis (11/10).


Selanjutnya para nasabah di BBJ juga gemar mentransaksikan forex dan indeks dengan total volume sekitar 500.000.

Sementara, pada transaksi multirateral, tercatat kontrak berjangka kopi robusta masih memimpin jumlah transaksi terbesar sekitar 278.000 lot.

Selanjutnya kontrak ems berjangka seberat 250 gram menjadi komoditas yang juga sering ditransaksikan kedua setelah kopi robusta, dengan jumah transaksi sekitar 250.000 lot.

Di urutan ketiga transaksi bilateral terbanyak ditempati oleh kontrak berjangka kopi arabika dengan jumlah transaksi sekitar 146.000 lot.

Stephanus mengatakan pertumbuhan volume transaksi BBJ bergerak positif dan sesuai dengan target. BBJ menaikkan target volume transaksi bilateral dari 4,5 juta lot menjadi 5 juta lot di akhir tahun. Stephanus juga menaikkan target volume transaksi multilateral dari 1,2 juta lot menjadi 1,4 juta lot.

Di akhir tahun, Stephanus akan meluncurkan kontrak baru di transaksi mulilateral dengan produk emas syariah. Dengan kotrak emas syariah, diharapkan BBJ bisa meningkatkan pasar ritel karena emas syariah bisa dijamah oleh masyarkat secara umum.

Kontrak emas syariah ini akan bervarisi, mulai dari 5 gram hingga 100 gram hingga 250 gram. Ukuran investasi emas syariah kecil atau middle lower yang berarti risikonya tidak terlalu besar. Nantinya investasi ini akan dihubungkan dengan skema gadai yang berarti tidak akan ada riba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati