BBM bikin White Horse tunda beli armada



JAKARTA. Efek kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi membuat PT Panorama Transportasi Tbk (WEHA) mengurungkan niat membeli 700 armada taksi baru. Perusahaan transportasi ini menilai kondisi ekonomi saat ini tidak menguntungkan bagi perusahaanya. 

Hingga kini, perusahaan yang biasa disebut White Horse ini masih belum bisa memastikan kapan akan merealisasikan ekspansi bisnis tersebut. "Belum bisa kami lakukan dan ditangguhkan dulu karena kondisi seperti ini," beber Angreta Chandra, Direktur Keuangan PT Panorama Transportasi Tbk kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Sebelumnya, perusahaan ini menunda membeli tambahan armada taksi di semester pertama lantaran imbas dari pemilu. Nah, kini, WEHA bakal fokus untuk menuntaskan efek kenaikan BBM.


Penundaan ini berakibat kucuran belanja modal Panorama tersendat hingga 70% dari total belana modal tahun ini yang mencapai Rp 194 miliar. Untuk membeli 700 armada, Panorama menganggarkan dana hingga Rp 135,8 miliar.

Yang pasti, Panorama bakal menanggung beban kenaikan BBM, khususnya premium yang sebesar 36,36%. "Saat ini kami tanggung. Namun beban kenaikan BBM bakal dibebankan ke konsumen," katanya tanpa merinci lebih lanjut.

Angreta juga tidak menjelaskan jumlah beban yang ditanggung Panorama. Menurutnya, pihaknya sudah menyiapkan kebutuhan tersebut sejak isu kenaikan BBM subsidi mencut.

Efek bisnis lebih lanjut bisa ditebak, Panorama untuk jangka panjang bakal mengerek tarif. Perusahaan ini masih menghitung besaran tarif transportasi yang bakal dikenakan ke konsumen. Keputusan tersebut baru akan disampaikan pekan ini.

Ia berharap, efek kenaikan BBM ini tidak menurunkan daya beli. Beda dengan tahun lalu dimana saat kenaikan BBM banyak kliennya yang membatalkan menyewa bus yang dikelola Panorama. "Sat ini, pemesanan untuk November sudah penuh, mudah-mudahan tidak seperti tahun lalu," harapnya.

Pendapatan WEHA hingga September 2014 sebesar Rp 164,95 miliar. Hasil ini turun 3,1% dari pendapatan di kuartal III-2013. Dari hasil tersebut, pemasukan dari penyewaan bus turun dari Rp 80,15 miliar menjadi Rp 70,16 miliar. Sedangkan dari taksi, angkutan antar kota dan sewa kendaraan justru mengalami peningkatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon