JAKARTA. Blue Bird dan Express Grup, dua operator taksi di Ibukota mengklaim harus menanggung rugi karena rusaknya fuel pump di mesin taksi mereka.Manajer Humas Blue Bird Teguh Wijayanto menyebut sejak Juni lalu 1.200 unit taksi yang dioperasikannya mengalami kerusakan fuel pump."Hari ini ada 30 unit yang dilaporkan rusak. Setiap hari pasti ada laporan kerusakan yang terjadi," kata Teguh, Rabu (21/7). Sejauh ini, dugaan yang mencuat sebagai penyebab kerusakan fuel pump tersebut adalah rendahnya kualitas BBM bersubsidi yang dijual di Jakarta."Kerugiannya berapa banyak, itu masih dihitung, Tetapi ditaksir bisa mencapai miliaran rupiah karena banyak armada yang rusak. Akhirnya spare part yang rusak harus diganti, serta pemasukan yang harusnya didapat jadi melayang," jelasnya.Karena itulah, ia meminta agar pemerintah membentuk tim beranggotakan pihak pemerintah, operator taksi dan ATPM untuk menginvestigasi kejadian tersebut. Sehingga tidak bertambah lagi kerugian yang dialami operator taksi.Senada dengan Teguh, Presiden Direktur Express Group Daniel Podiman bahkan sudah menghitung perusahaannya merugi minimal Rp 1 miliar. Sedangkan potensi pendapatan yang melayang sebanyak Rp 140 juta."Sejak dua pekan lalu setiap hari rata-rata 40 taksi kami mengalami kerusakan. Fuel pump nya langsung diganti dengan yang baru dengan harga Rp 1,8 juta per unit," kata Daniel. Ia memastikan, laporan kerusakan hanya masuk dari pool yang ada di Jakarta.Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Suroyo Alimoeso langsung meminta pihak yang lalai untuk bertanggung jawab setelah diketahui hasil dari investigasi tersebut."Kalau memang karena BBM jelek kualitasnya, pihak yang mengurusi itu harus bertanggung jawab," tegasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BBM Buruk, Fuel Pump Taksi Blue Bird dan Express Rusak
JAKARTA. Blue Bird dan Express Grup, dua operator taksi di Ibukota mengklaim harus menanggung rugi karena rusaknya fuel pump di mesin taksi mereka.Manajer Humas Blue Bird Teguh Wijayanto menyebut sejak Juni lalu 1.200 unit taksi yang dioperasikannya mengalami kerusakan fuel pump."Hari ini ada 30 unit yang dilaporkan rusak. Setiap hari pasti ada laporan kerusakan yang terjadi," kata Teguh, Rabu (21/7). Sejauh ini, dugaan yang mencuat sebagai penyebab kerusakan fuel pump tersebut adalah rendahnya kualitas BBM bersubsidi yang dijual di Jakarta."Kerugiannya berapa banyak, itu masih dihitung, Tetapi ditaksir bisa mencapai miliaran rupiah karena banyak armada yang rusak. Akhirnya spare part yang rusak harus diganti, serta pemasukan yang harusnya didapat jadi melayang," jelasnya.Karena itulah, ia meminta agar pemerintah membentuk tim beranggotakan pihak pemerintah, operator taksi dan ATPM untuk menginvestigasi kejadian tersebut. Sehingga tidak bertambah lagi kerugian yang dialami operator taksi.Senada dengan Teguh, Presiden Direktur Express Group Daniel Podiman bahkan sudah menghitung perusahaannya merugi minimal Rp 1 miliar. Sedangkan potensi pendapatan yang melayang sebanyak Rp 140 juta."Sejak dua pekan lalu setiap hari rata-rata 40 taksi kami mengalami kerusakan. Fuel pump nya langsung diganti dengan yang baru dengan harga Rp 1,8 juta per unit," kata Daniel. Ia memastikan, laporan kerusakan hanya masuk dari pool yang ada di Jakarta.Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Suroyo Alimoeso langsung meminta pihak yang lalai untuk bertanggung jawab setelah diketahui hasil dari investigasi tersebut."Kalau memang karena BBM jelek kualitasnya, pihak yang mengurusi itu harus bertanggung jawab," tegasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News