JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksikan penduduk miskin akan bertambah 100.000 hingga 200.000, bila pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak(BBM) bersubsidi sebesar 10% atau Rp 500 tahun ini. Asumsinya, bila BBM bersubsidi dinaikkan 10%, sumbangannya pada inflasi sekitar 1%. Direktur Statistik Ketahanan Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Hamonangan Ritonga mengatakan bila inflasi naik 1%, maka batas garis kemiskinan akan naik 1,5%. Catatan saja, saat ini garis kemiskinan adalah Rp 233.740 per kapita per bulan. Jadi, dengan kenaikan BBM bersubsidi sebesar Rp 10%, menyumbang inflasi sebesar Rp 1%, menyebabkan garis kemiskinan meningkat 1,5%, maka menurut hitungan BPS, jumlah penduduk miskin akan bertambah 100.000 hingga 200.000. "Tapi itu perhitungan kasarnya, kecuali kalau program pemerintah bisa membantu mereka yang terpengaruh harga ini, bisa dibantu melalui program perlindungan sosial seperti Jamkesmas dan Raskin," jelas Ritonga di sela acara sosialisasi Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011di Jakarta, Selasa (5/7). Menurutnya, karena konsep perhitungan kemiskinan BPS menggunakan pendekatan kebutuhan dasar, maka gejolak harga kebutuhan dasar seperti BBM dan beras akan mempengaruhi kemiskinan. Masyarakat yang berpotensi menjadi miskin akibat instabilitas harga ini kata dia adalah penduduk yang berada di sekitar garis kemiskinan yang jumlahnya dua kali lipat jumlah orang miskin, yaitu sekitar 60 juta jiwa. Catatan saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat per Maret 2011, jumlah orang miskin di Indonesia sebanyak 30,02 juta atau 12,49%. Jadi, jumlah orang miskin dan hampir miskin di Indonesia saat ini mencapai sekitar 90 juta jiwa.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BBM dinaikkan 10%, penduduk miskin bertambah 200.000 jiwa
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksikan penduduk miskin akan bertambah 100.000 hingga 200.000, bila pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak(BBM) bersubsidi sebesar 10% atau Rp 500 tahun ini. Asumsinya, bila BBM bersubsidi dinaikkan 10%, sumbangannya pada inflasi sekitar 1%. Direktur Statistik Ketahanan Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Hamonangan Ritonga mengatakan bila inflasi naik 1%, maka batas garis kemiskinan akan naik 1,5%. Catatan saja, saat ini garis kemiskinan adalah Rp 233.740 per kapita per bulan. Jadi, dengan kenaikan BBM bersubsidi sebesar Rp 10%, menyumbang inflasi sebesar Rp 1%, menyebabkan garis kemiskinan meningkat 1,5%, maka menurut hitungan BPS, jumlah penduduk miskin akan bertambah 100.000 hingga 200.000. "Tapi itu perhitungan kasarnya, kecuali kalau program pemerintah bisa membantu mereka yang terpengaruh harga ini, bisa dibantu melalui program perlindungan sosial seperti Jamkesmas dan Raskin," jelas Ritonga di sela acara sosialisasi Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011di Jakarta, Selasa (5/7). Menurutnya, karena konsep perhitungan kemiskinan BPS menggunakan pendekatan kebutuhan dasar, maka gejolak harga kebutuhan dasar seperti BBM dan beras akan mempengaruhi kemiskinan. Masyarakat yang berpotensi menjadi miskin akibat instabilitas harga ini kata dia adalah penduduk yang berada di sekitar garis kemiskinan yang jumlahnya dua kali lipat jumlah orang miskin, yaitu sekitar 60 juta jiwa. Catatan saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat per Maret 2011, jumlah orang miskin di Indonesia sebanyak 30,02 juta atau 12,49%. Jadi, jumlah orang miskin dan hampir miskin di Indonesia saat ini mencapai sekitar 90 juta jiwa.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News