BBM naik, bank pertahankan bunga murah



JAKARTA. Kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mengancam bisnis bank. Mengantisipasi hal itu, perbankan menyiapkan sejumlah strategi mulai dari mengorbankan net interest margin (NIM) hingga menggenjot dana murah. Direktur Bank Tabungan Negara (BTN), Evi Firmansyah, mengatakan kenaikan harga BBM akan berdampak pada penurunan permintaan kredit properti dan kemampuan mencicil pinjaman. "Imbasnya akan terasa pada penyaluran kredit tiga bulan pertama sejak harga naik," ujarnya, Rabu (29/5).Evi menambahkan, untuk mengatasi hal tersebut, BTN akan menurunkan NIM hingga 0,5%. Caranya, dengan mempertahankan penurunan bunga kredit dan tidak menaikkan bunga deposito. BTN akan menaikkan bunga deposito, jika Bank Indonesia (BI) menaikkan BI rate. BTN berharap, kebijakan ini bisa menjaga non-performing loan atau rasio kredit bermasalah (NPL) tetap di 3%.Per Maret 2013, NIM BTN sebesar 5,39% atau menurun 0,54% dibandingkan tahun lalu. Sementara NPL meningkat dari 2,2%, menjadi 3,38%.Bank BNI mengambil langkah berbeda. Bank BUMN ini akan tetap mempertahankan suku bunga murah dalam mengenjot kredit properti. Alasannya, bunga murah bisa menjadi stimulus bagi masyarakat agar mengambil kredit pemilikan rumah (KPR) dan otomotif dari perbankan.Direktur Konsumer dan Ritel Bank BNI, Darmadi Sutanto, berharap strategi bunga murah akan mampu mendorong pertumbuhan kredit kendaraan bermotor (KKB) tumbuh dari 5% menjadi 10% -15%. Tahun lalu, BNI menyalurkan KKB sebesar Rp 6,7 triliun.EVP Consumer Finance Bank Mandiri, Tardi, menyatakan pihaknya optimistis, kredit konsumer khusunya KKB tetap terus tumbuh. Salah satu strateginya menyasar segmen baru. Mandiri akan fokus membiayai segmen premium. Maklum saat ini banyak masyarakat yang naik kelas menjadi kelas menengah atas yang membidik mobil premium untuk menunjukkan gengsi. "Daya beli segmen ini juga stabil," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Roy Franedya