JAKARTA. Bank Jabar Banten (BJB) mengakui kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di akhir tahun ini bakal menurunkan kemampuan bayar angsuran debiturnya. Walaupun demikian, Bank Pembangunan Daerah (BPD) asal Jawa Barat dan Banten ini optimis kondisi ini tidak menghambat upaya perseroan dalam menurunkan rasio kredit bermasalahnya atau Non Performing Loan (NPL). Agus Mulyana, Sekretaris Perusahaan BJB mengatakan, ketika terjadi kenaikan harga BBM bersubsidi pada Juli 2013, terjadi kenaikan inflasi. Kondisi ini menurunkan kemampuan bayar angsuran kredit para debitur di BJB. “Oleh sebab itu, kami akan melakukan edukasi kepada nasabah kami bahwa membayar angsuran kredit pada kami sama pentingnya dengan membayar kebutuhan primer yang lain,” kata Agus pada KONTAN, Kamis (6/11). Agus menampik kekhawatiran kenaikan BBM bersubsidi yang kemungkinan dilakukan pemerintah pada November ini akan mendongkrak tingkat NPL di BJB.
BBM naik, BJB tetap usahakan kredit macet turun
JAKARTA. Bank Jabar Banten (BJB) mengakui kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di akhir tahun ini bakal menurunkan kemampuan bayar angsuran debiturnya. Walaupun demikian, Bank Pembangunan Daerah (BPD) asal Jawa Barat dan Banten ini optimis kondisi ini tidak menghambat upaya perseroan dalam menurunkan rasio kredit bermasalahnya atau Non Performing Loan (NPL). Agus Mulyana, Sekretaris Perusahaan BJB mengatakan, ketika terjadi kenaikan harga BBM bersubsidi pada Juli 2013, terjadi kenaikan inflasi. Kondisi ini menurunkan kemampuan bayar angsuran kredit para debitur di BJB. “Oleh sebab itu, kami akan melakukan edukasi kepada nasabah kami bahwa membayar angsuran kredit pada kami sama pentingnya dengan membayar kebutuhan primer yang lain,” kata Agus pada KONTAN, Kamis (6/11). Agus menampik kekhawatiran kenaikan BBM bersubsidi yang kemungkinan dilakukan pemerintah pada November ini akan mendongkrak tingkat NPL di BJB.