JAKARTA. Menteri Koordinator Maritim Indroyono Soesilo mengatakan, pemerintah kini memiliki dana yang cukup untuk memajukan sektor perikanan. Dana itu berasal dari pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Menurut Indroyono, dana itu digunakan untuk membeli sejumlah peralatan baru bagi para nelayan. "Pengalihan subsidi BBM ini digunakan untuk memberikan mesin baru, jaring tangkap baru, dan memberikan cool boxes kepada nelayan-nelayan," ujar Indroyono di istana kepresidenan, Selasa (18/11). Indroyono mengatakan, rincian alokasi anggaran untuk fasilitas baru nelayan ini diurus lebih lanjut oleh Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti. Namun, fasilitas itu akan langsung diberikan kepada para nelayan yang sudah memiliki kartu subsidi khusus nelayan pada bulan November-Desember 2014 ini. Pemerintah mengklaim sudah membagikan sekitar 6.000 kartu kepada para nelayan di Jawa Tengah. "Mereka bisa langsung meningkatkan daya produksi mereka," katanya. Selain memberikan fasilitas baru, pemerintah juga akan menyelesaikan pembagian Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Keluarga Sejahtera sebagai upaya untuk mengurangi beban nelayan. Tak hanya untuk meningkatkan sektor perikanan, Indroyono mengatakan, pemerintah juga akan mulai meningkatkan pengawasan di laut. "Kita harus satu mata uang dengan dua sisi. Kalau kesejahteraan meningkat, keamanan juga harus ditingkatkan. Jadi sama-sama kita tingkatkan anggarannya untuk kesejahteraan, tapi tidak lupa juga untuk pengamanan lautnya," kata Indroyono. Seperti diketahui, pemerintah telah menaikkan harga BBM premium dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 dan solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500. Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengungkapkan dari peningkatan harga BBM subsidi itu, pemerintah berhasil menghemat pengeluarana untuk subsidi BBM sampai Rp 120 triliun. Dana itu nantinya akan digunakan untuk sektor produktif seperti pertanian, infrastruktur, perikanan, hingga pendidikan dan kesehatan. (Sabrina Asril) Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BBM naik, ini yang akan didapatkan nelayan
JAKARTA. Menteri Koordinator Maritim Indroyono Soesilo mengatakan, pemerintah kini memiliki dana yang cukup untuk memajukan sektor perikanan. Dana itu berasal dari pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Menurut Indroyono, dana itu digunakan untuk membeli sejumlah peralatan baru bagi para nelayan. "Pengalihan subsidi BBM ini digunakan untuk memberikan mesin baru, jaring tangkap baru, dan memberikan cool boxes kepada nelayan-nelayan," ujar Indroyono di istana kepresidenan, Selasa (18/11). Indroyono mengatakan, rincian alokasi anggaran untuk fasilitas baru nelayan ini diurus lebih lanjut oleh Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti. Namun, fasilitas itu akan langsung diberikan kepada para nelayan yang sudah memiliki kartu subsidi khusus nelayan pada bulan November-Desember 2014 ini. Pemerintah mengklaim sudah membagikan sekitar 6.000 kartu kepada para nelayan di Jawa Tengah. "Mereka bisa langsung meningkatkan daya produksi mereka," katanya. Selain memberikan fasilitas baru, pemerintah juga akan menyelesaikan pembagian Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Keluarga Sejahtera sebagai upaya untuk mengurangi beban nelayan. Tak hanya untuk meningkatkan sektor perikanan, Indroyono mengatakan, pemerintah juga akan mulai meningkatkan pengawasan di laut. "Kita harus satu mata uang dengan dua sisi. Kalau kesejahteraan meningkat, keamanan juga harus ditingkatkan. Jadi sama-sama kita tingkatkan anggarannya untuk kesejahteraan, tapi tidak lupa juga untuk pengamanan lautnya," kata Indroyono. Seperti diketahui, pemerintah telah menaikkan harga BBM premium dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 dan solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500. Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengungkapkan dari peningkatan harga BBM subsidi itu, pemerintah berhasil menghemat pengeluarana untuk subsidi BBM sampai Rp 120 triliun. Dana itu nantinya akan digunakan untuk sektor produktif seperti pertanian, infrastruktur, perikanan, hingga pendidikan dan kesehatan. (Sabrina Asril) Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News