JAKARTA. Para bankir di Tanah Air menghadapi pekerjaan berat di ujung tahun ini. Pasalnya, selain terhimpit likuiditas ketat dan perlambatan kucuran kredit, bank yang mereka kelola mesti mengantisipasi rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Kenaikan harga BBM bakal memicu kenaikan rasio kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL). Halim Alamsyah, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), menyatakan, kenaikan harga BBM berpotensi meningkatkan rasio NPL sebesar 0,1%-0,2%. Kenaikan harga bensin juga menurunkan kemampuan bank menyalurkan kredit. “BI sudah hitung-hitungan naiknya kecil, namun harus tetap waspada,” kata Halim, akhir pekan lalu. Kenaikan NPL hingga 0,2% terjadi andai harga BBM hanya naik Rp 1.000 per liter. Proyeksi lain BI, harga BBM menggerek kenaikan inflasi sekitar 1%-1,3%.
BBM naik, kredit macet meningkat
JAKARTA. Para bankir di Tanah Air menghadapi pekerjaan berat di ujung tahun ini. Pasalnya, selain terhimpit likuiditas ketat dan perlambatan kucuran kredit, bank yang mereka kelola mesti mengantisipasi rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Kenaikan harga BBM bakal memicu kenaikan rasio kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL). Halim Alamsyah, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), menyatakan, kenaikan harga BBM berpotensi meningkatkan rasio NPL sebesar 0,1%-0,2%. Kenaikan harga bensin juga menurunkan kemampuan bank menyalurkan kredit. “BI sudah hitung-hitungan naiknya kecil, namun harus tetap waspada,” kata Halim, akhir pekan lalu. Kenaikan NPL hingga 0,2% terjadi andai harga BBM hanya naik Rp 1.000 per liter. Proyeksi lain BI, harga BBM menggerek kenaikan inflasi sekitar 1%-1,3%.