BBM Premium tak turun, Pertamina dinilai tak fair



JAKARTA. Harga minyak dunia terus menurun. Namun hingga saat ini PT Pertamina (Persero) belum juga ikut menurunkan harga jual bahan bakar minyaknya (BBM), terutama untuk Premium.

Pertamina mengklaim bahwa harga Premium tidak segera turun lantaran masih merugi Rp 12 triliun karena masih menjual BBM Premium yang masih tak sesuai harga keekonomian.

Menurut Pertamina, harga keekonomian BBM dengan RON 88 tersebut adalah Rp 7.700 hingga 7.800 per liter, bukan Rp 7.400 per liter seperti yang dijual saat ini. 


Mantan anggota Tim Antimafia Migas Fahmi Radhy menilai, sebenarnya kerugian yang dialami Pertamina bukan semata karena harga jual saja, tetapi lebih karena kesalahan inventory management Pertamina sendiri. 

"Seperti keputusan membeli BBM saat harga mahal tanpa melakukan analisa pasar. Ini kesalahan manajemen Pertamina tapi rakyat yang menanggung untuk menutup kerugian," kata Fahmi, Rabu (23/9).

Mestinya, kata pengamat energi dari Universitas Gajah Mada (UGM) itu, saat ekonomi sulit, apalagi harga minyak dunia sudah anjlok, Pertamina mendorong pemerintah untuk menurunkan harga Premium agar beban rakyat berkurang. 

“Harga premium tidak turun sementara harga minyak sudah di bawah US$ 40 per barel. Tidak fair dong," ujarnya.

Menurutnya, benar tidaknya adanya kerugian itu juga harus melalui proses audit dan tidak berdasar pernyataan Pertamina saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan