KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) secara resmi telah mengumumkan rencananya untuk mengakuisisi Bank Mayora dalam upaya untuk mendirikan bank digitalnya. Skema akuisisi akan melibatkan pembelian saham lama dari pemegang saham lama, International Finance Corporation (IFC) dan penerbitan saham baru untuk diambil bagian oleh BBNI. Setelah akuisisi, BBNI akan memegang 63,92% saham Bank Mayora, efektif pada Mei 2022. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Handiman Soetoyo melihat BBNI saat ini sedang memperkuat kapabilitas digitalnya untuk melayani kebutuhan nasabah, terutama yang melek digital. BBNI akan membidik nasabah UKM yang menggiurkan melalui sinergi antara BBNI dan ekosistem yang ada di Bank Mayora.
Sementara itu, Bank Mayora akan dapat memenuhi persyaratan modal minimum sebesar Rp 3 triliun pada akhir tahun 2022.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Indo Tambangraya (ITMG) di Tengah Larangan Ekspor Batubara Dalam risetnya, Senin (24/1) secara total BBNI akan membayar Rp 3,5 triliun untuk mendanai akuisisi, yang terdiri dari Rp 500 miliar untuk mengakuisisi saham yang ada dari IFC dan Rp 3 triliun untuk memesan saham baru yang akan diterbitkan. "Akuisisi ini akan menyiratkan P/B 2.0x, cukup masuk akal, dalam pandangan kami," tulisnya. Handiman juga menuturkan bahwa, terkait rumor sebelumnya terkait BBNI akan bergandengan tangan dengan perusahaan teknologi yang mana rumornya bersama Sea Group, yaitu Shopee, BBNI mengklarifikasi bahwa itu akan menjadi langkah selanjutnya. Untuk saat ini, Mirae Asset mempertahankan pandangan positifnya terhadap BBNI. Selanjutnya, BBNI akan mengumumkan hasil kinerja 2021 pada 26 Januari, yang diharapkan akan mengalahkan konsensus pasar. Pada November 2021, laba bersih BBNI telah mencapai 99,2% dari konsensus 2021 Bloomberg.
"Kami mempertahankan panggilan beli kami dengan target harga yang tidak berubah sebesar Rp 9.000," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi