KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Layanan
superapps di kalangan bank-bank besar makin ramai. Yang terbaru, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) siap meramaikan persaingan
superapps dengan meluncurkan Wondr by BNI dengan beberapa fitur yang serupa dengan superapps bank lainnya. Kehadiran
superapps Wondr by BNI ini secara bertahap akan menggantikan
mobile banking yang dimiliki BNI sebelumnya. Setidaknya, sekitar enam bulan setelah
superapps ini meluncur. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengungkapkan bahwa salah satu tujuan dari peluncuran
superapps terbaru ini adalah meningkatkan kontribusi dana murah atau CASA yang dimiliki. Terlebih, peluncuran ini tepat di saat industri dihantam oleh era suku bunga tinggi.
Baca Juga: BNI Pertimbangkan Hadirkan Fitur Pay Later di Superapps Wondr “Ini
game changer-nya, makanya bank itu kan tak hanya kredit harus sehat, tapi harus punya CASA yang memadai. Supaya
survive di dalam kondisi ekonomi seperti ini,” ujar Royke, Jumat (5/7). Lebih lanjut, Royke menyadari bahwa kehadiran
superapps terbaru ini tak serta-merta bisa meningkatkan CASA secara signifikan. Artinya, peningkatan pun diharapkan bisa terjadi secara bertahap, di mana saat ini porsi CASA yang dimiliki oleh BNI ada di kisaran 70%. “Kita inginnya bertahap, 75% nanti jadi 80% gitu,” tambahnya. Tak hanya itu, ia juga bilang superapps ini diharapkan bisa menambah jumlah nasabah yang memiliki tabungan di BNI. Di mana, saat ini pengguna BNI mobile banking masih sekitar 16 juta pengguna. Royke menyebutkan untuk target jumlah nasabah setidaknya bisa tumbuh hingga dua kali lipat. Namun, ia sadar bahwa untuk di tahun-tahun awal ini, pertumbuhannya setidaknya bisa di kisaran 10% hingga 20%. Seperti diketahui, sampai dengan Mei 2024, transaksi mobile banking yang dimiliki bank berlogo 46 ini mengalami peningkatan jumlah transaksi sebesar 51% secara tahunan (YoY)dan volume transaksi juga turut meningkat sebesar 31% YoY. Di sisi lain, Direktur Technology and Operations BNI Toto Prasetio menambahkan, BNI tak hanya meluncurkan superapps saja tetapi juga memastikan keamanan data nasabah.
Baca Juga: BNI Luncurkan Superapps, Targetkan Pertumbuhan CASA Hingga 80% Ia bilang saat mendesain aplikasi ini, pihaknya juga menggunakan standar keamanan yang terdiri dari beberapa
layer. Ia bilang hal tersebut juga tercermin dari belanja modal yang disiapkan BNI tahun ini mencapai Rp 1,9 triliun. Di mana, 10% hingga 15% dari total belanja modal tersebut digunakan untuk sistem keamanan di bank berlogo 46 ini. “Itu belanja modal memang meningkat karena BNI sedang lakukan transformasi besar,” tambahnya. Di kalangan bank-bank besar, keberadaan superapp memang menjadi sebuah keniscayaan dalam bisnisnya. Ini tercermin dari peningkatan transaksi
mobile banking bank-bank ini tumbuh signifikan. Jika melihat data kuartal I-2024, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi yang paling tinggi dari sisi volume transaksi. Di mana, volume transaksi
mobile banking dan
internet banking bank milik Djarum Grup ini senilai Rp 6.586 triliun atau naik 12% YoY. Hanya saja, perlu diingat bahwa BCA saat ini juga memiliki dua aplikasi yaitu BCA Mobile dan MyBCA. EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyadari banyak nasabah yang nyaman menggunakan BCA mobile dengan segala fitur yang memberikan kemudahan, keamanan dan kenyamanan. “Kami saat ini mempersiapkan myBCA untuk menjadi aplikasi pelayanan terintegrasi masa depan,” ujarnya. Hera pun menyebutkan dalam lima bulan pertama tahun 2024, kanal
mobile banking BCA mencatat kenaikan frekuensi transaksi sebesar 30,8% YoY hingga mencapai 10,6 miliar transaksi. Ke depan, ia bilang BCA berupaya untuk terus memudahkan nasabah dalam bertransaksi, investasi, dan mengatur cash flow. Hera mengungkapkan BCA berfokus untuk senantiasa memastikan hadirnya platform perbankan transaksi yang aman dan andal, sekaligus dapat menjadi solusi yang relevan bagi kebutuhan nasabah, sehingga dapat meningkatkan basis nasabah dan jumlah transaksi. “Kami melihat transaksi melalui
mobile banking BCA akan terus bertumbuh,” ujarnya. Di periode yang sama, ada juga
mobile banking milik PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang memiliki volume transaksi terbesar kedua. Di mana, nilainya mencapai Rp 3.459 triliun atau naik sekitar 30,6% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Adalah Livin by Mandiri yang merupakan penopang pertumbuhan transaksi
mobile banking di bank berlogo pita emas tersebut. Bahkan, beberapa fitur terus ditambahkan dalam aplikasi tersebut agar nasabah semakin banyak bertransaksi di aplikasi tersebut. Baru-baru ini, mereka juga menambah fitur Livin’ KPR, yang memungkinkan nasabah mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dalam satu aplikasi. Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto berharap dengan hadirnya fitur Livin’ KPR diharapkan dapat mengoptimalkan akuisisi KPR dan tentunya terus meningkatkan portfolio Mandiri KPR di tahun 2024.
Baca Juga: Luncurkan Superapps Wondr by BNI, BBNI Pertimbangkan Fitur Pay Later “Fitur Livin' KPR ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan kami dalam memberikan nilai tambah bagi nasabah,” ujarnya. Selain itu, guna memastikan nasabah mendapatkan pengalaman transaksi yang
seamless, Aquarius bilang Livin' by Mandiri telah menyederhanakan proses pembayaran tagihan melalui fitur “Bayar”. Melalui fitur ini, nasabah juga dapat memilih tiga sumber dana, yaitu Tabungan, Kartu Kredit, atau Livin' Paylater. Sebagai tambahan informasi, sampai dengan bulan Mei 2024, tercatat pengguna aplikasi Livin' by Mandiri telah menembus 25,4 juta, naik 37% YoY. Dari jumlah tersebut, total nilai transaksi Livin' by Mandiri telah mencapai Rp1.552 triliun dengan volume transaksi 1,45 miliar transaksi. Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin bilang memang kehadiran superapp rasa-rasanya dibutuhkan oleh industri perbankan. Sebab, ia menilai bank bisa banyak melakukan aktivitas lain yang tidak hanya menyalurkan kredit saja. Ia berpendapat kehadiran superapp di perbankan sendiri bisa meningkatkan peran ekosistem yang dimiliki. Sehingga, sumber pendapatannya pun tak melulu berasal dari pendapatan bunga bersih.
“Jadi dampaknya lebih ke
fee based income nya bisa semakin besar,” ujarnya. Di sisi lain, Amin bilang sejatinya nasabah tak perlu meragukan terkait keamanan data nasabah. Sebab, ia percaya bank-bank besar yang telah membuat superapps ini pasti juga sudah memikirkan sistem keamanannya masing-masing. “Firewall berlapis, back up data, itu pasti mereka sudah persiapkan,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi