BCA akuisisi bank, BTPN akuisisi asuransi jiwa



JAKARTA. Musim perlambatan kredit digunakan Bank Central Asia (BCA) sebagai alat bantu untuk menjaring bank yang bakal diakuisisi. Manajemen BCA menyatakan, masih membutuhkan waktu untuk mengeksekusi aksi korporasi pembelian bank, setidaknya hingga akhir kuartal III-2015.

"Kami akan lihat sampai September. Bagaimana calon target akuisisi kami menghadapi kondisi perlambatan pertumbuhan ini," ujar Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, Senin (22/6).

Dia menegaskan, bank yang menjadi incaran BCA masuk dalam katagori bank umum kegiatan usaha (BUKU) I dan BUKU II. Mengenai identitas bank yang menjadi bidikan BCA, Jahja masih merahasiakannya rapat-rapat. Yang pasti, bank yang menjadi target BCA fokus menggarap sektor perdagangan.


Awalnya, BCA bakal memilih bank objek akuisisi di akhir semester I tahun ini. Namun, ekonomi lesu membuat BCA memolorkan rencana demi melihat kemampuan  sang target bertahan di kondisi sekarang. Yang pasti, rencana akuisisi sudah masuk dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun 2015.

Kendati penuh tantangan, tahun 2015 dianggap saat yang tepat untuk melancarkan aksi akuisisi. Sebab, dalam kondisi seperti ini, harga bank yang akan diakuisisi sedikit lebih miring. Bank milik Grup Djarum ini akan merealisasikan rencananya dengan mematok harga beli tidak lebih dari dua kali nilai buku atawa price book value (PBV). Dana sebesar Rp 1,5 triliun pun sudah disiapkan untuk menyokong aksi korporasi tersebut.

Membesarkan bisnis lewat strategi non organik juga ditempuh Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN). Bank pensiunan ini tengah memproses izin akuisisi perusahaan asuransi jiwa kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Direktur Kepatuhan BTPN, Anika Faisal menuturkan, perusahaan yang akan diakuisisi adalah perusahaan asuransi lokal. Andai terwujud, perusahaan asuransi yang bakal BTPN beli tersebut dirancang untuk menjual produk asuransi jiwa kredit mikro. "Semoga tahun ini izin akuisisinya bisa keluar," kata Anika. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto