KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) membuktikan bahwa penguatan transaksi digital yang sudah dilakukan perseroan sejak beberapa tahun terakhir berhasil mendorong efisiensi dalam pengelolaan operasional perseroan. Oleh karena itu, sektor digital masih akan terus diperkuat bank ini. Efisiensi itu tercermin dari
cost to income ratio (CIR) perseroan yang menurun cukup tinggi dalam dua tahun terakhir. Vera Eve Lim, Direktur Keuangan BCA, mengatakan CIR merupakan salah satu rasio yang bisa mengukur keseimbangan dalam mengelola beban operasional terhadap pendapatan operasi bank. "CIR BCA per Juni 2022 sudah 34,3%, turun dari 43% pada tahun 2019. Ini perbaikan yang luar biasa. Tentu ini akan terus kami jaga ke depan," kata Vera dalam paparan publik, Rabu (14/9).
Ia bilang, perbaikan rasio CIR menjadi salah satu pendorong pertumbuhan kinerja BCA dari tahun ke tahun. Namun, sampai akhir tahun CIR diperkirakan akan meningkat dari posisi Juni karena aktivitas dan promosi sudah kembali berjalan. BCA menargetkan CIR di level 38% di akhir tahun ini.
Baca Juga: BCA Tak Menaikkan Bunga Kredit Sampai Akhir Tahun 2022 Untuk menjaga CIR tetap rendah, investasi digital akan terus dilakukan BCA ke depan. Tahun ini, BCa telah menganggarkan belanja modal atawa
capital expenditure (capex) untuk IT dan biaya operasional (opex) sekitar Rp 5,3 triliun. "Itu untuk investasi meningkatkan kemampuan kita dalam bersaing di arena digital,” lanjut Vera. Menurut Vera, persaingan yang dihadapi bank saat ini terkait digital bukan hanya dengan bank digital, tetapi juga ekosistem digital di luar perbankan. Menurutnya, bank harus memiliki strategi dan nilai keunikan tersendiri dalam menghadapi persaingan itu. BCA sendiri memilih untuk tetap menjadi bank hybrid karena perseroan tidak hanya melayani satu segmen nasabah saja. Ada nasabah korporasi, komersial, UMKM, dan ritel termasuk milenial yang banyak dicari melalui bank digital. Dengan ekosistem BCA yang luas dan konsep operasional yang hybrid memungkinkan perseroan lebih leluasa dalam melayani nasabah dari semua segmen. Saat ini sudah 99,6% transaksi di BCA dilayani secara digital, tetapi dari sisi nilai 44% masih berasal dari transaksi cabang.
Oleh karena itu, BCA melihat bahwa keberadaan cabang itu masih penting. "Layanan cabang sangat mendukung untuk nasabah korporasi, bahkan termasuk UMKM. Apalagi Indo masih
cash society. Di sinilah peran cabang bagaimana mengelola bisnisnya dengan baik dan inilah keunggulan kami sebagai bank hybrid," pungkas Vera. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari