JAKARTA. Bukan hanya rupiah dan pasar saham saja yang bergerak bak
roller coaster, kinerja perbankan sepanjang kuartal ketiga tahun ini pun mengalami hal yang sama. Beberapa bank berhasil membukukan kinerja yang positif, namun ada pula beberapa bank lainnya yang malah bernasib sebaliknya. Salah satu bank yang masih mampu membukukan kinerja positif adalah PT BCA Tbk. Lihat saja, perolehan laba bersih BCA sepanjang kuartal ketiga tahun ini tumbuh sebesar 19% menjadi Rp 4 triliun. Itu artinya, pada periode yang sama tahun sebelumnya, BCA hanya berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 3,36 triliun. Tingginya pertumbuhan laba, terutama disumbangkan oleh naiknya pendapatan bunga bersih sebesar 20,5% menjadi Rp 8,6 triliun serta pendapatan non bunga atau
fee based income yang naik sebesar 25,6% menjadi Rp 2,6 triliun.
Berhasilnya bank yang baru saja mengakuisisi 100% saham PT Bank UIB ini dalam meningkatkan pendapatan bunganya didorong oleh penyaluran kredit yang berhasil tumbuh hingga 53,3% secara tahunan. Alhasil,
outstanding kredit pun ikut terdongkrak naik menjadi sebesar Rp 105,5 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 68,95 triliun. Selain itu, pertumbuhan kredit korporasi dan konsumer memberikan kontribusi yang sangat besar dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 74,9% dan 55,2%. Sedangkan kredit komersial dan UKM tumbuh sebesar 32,9%. "Di sisa kuartal empat, kami masih memiliki kemampuan untuk menyalurkan kredit sekitar Rp 4 triliun hingga Rp 7 triliun. Memang nominalnya lebih kecil karena mempertimbangkan kondisi perekonomian saat ini," ujar Wakil Direktur Utama PT BCA Tbk Jahja Setiadmadja. Sayangnya, pertumbuhan kredit yang sangat signifikan tersebut belum mampu mengerek rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (DPK) atau lebih dikenal dengan nama
loan to deposit ratio (LDR). Bila dibandingkan dengan akhir September tahun lalu, memang LDR mengalami peningkatan dari 40,7% menjadi 54,7%. Tapi, levelnya tetap saja masih dibawah rata-rata LDR perbankan nasional yang sudah mencapai 80%. Sementara itu, di tengah seretnya likuiditas di perbankan nasional dan terjadi perang suku bunga antarbank, BCA masih mampu membukukan perolehan DPK. Secara
year on year, DPK tumbuh sebesar 14% dari Rp 169,25 triliun menjadi Rp 192,89 triliun. Bila rata-rata bank getol menghimpun dana mahal berupa deposito, bank yang beraset tambun ini malah mengurangi jumlah deposito miliknya. Lihat saja, pada September tahun lalu besar deposito BCA mencapai Rp 45,15 triliun. Pada periode yang sama tahun ini, jumlah deposito BCA justru turun sebesar 0,9% menjadi Rp 44,74 triliun.
Kinerja PT BCA Tbk. Kuartal III 08
| Total Aset Rp 228,1 triliun Total Kredit Rp 105,5 triliun Dana Masyarakat Rp 192,9 triliun Laba Bersih Rp 4,0 triliun |
| Sumber : Laporan Keuangan Publikasi | |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie