KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BCA Finance tetap membentuk pencadangan terhadap pembiayaan yang direstrukturisasi akibat dampak Covid-19. Direktur Utama BCA Finance Roni mengaku langkah itu diambil agar rasio pembiayaan bermasalah tidak melonjak di kemudian hari. “Data pencadangan BCA Finance per akhir Mei Rp 509 miliar. Nilai itu sekitar 7% dari aset kami,” ujar Roni kepada Kontan.co.id pada Kamis (9/7).
Baca Juga: CIMB Niaga catat kenaikan permintaan kredit mobil bekas pasca pelonggaran PSBB Ia mengaku pembentukan pencadangan tetap dilakukan lantaran, anak perusahaan PT Bank Central Asia Tbk ini memiliki memiliki kondisi keuangan uang kuat. Sehingga Roni bilang memungkinkan bagi BCA untuk membentuk tambahan pencadangan. Padahal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lewat POJK Nomor 14/POJK.05/2020 Tentang Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019 telah mengatur restrukturisasi. Tujuannya agar memudahkan debitur saat kesusahan membayar cicilan. Lewat belied itu, pembiayaan yang direstrukturisasi dihitung sebagai pembiayaan lancar. Sehingga tidak perlu ada penambahan pencadangan. “Justru pencadangan yang memadai akan mendukung kami supaya bisa mulai agresif jualan lagi,” tambah Roni. BCA Finance mengaku masih menyalurkan pembiayaan baru saat proses restrukturisasi berlangsung. Roni Haslim menyatakan realisasi pembiayaan baru dilakukan secara sangat selektif hingga mencapai Rp 200 miliar sepanjang Juni 2020.
Baca Juga: Di tengah pandemi, Koinworks mampu catatkan pertumbuhan bisnis “Juli 2020 ini target kami bisa mencapai Rp 500 miliar untuk pembiayaan baru dengan lebih selektif. Namun masih sulit untuk memprediksi peningkatan pembiayaan untuk Agustus 2020,” papar Roni. Kehati-hatian menjadi aspek paling penting bagi BCA Finance dalam menyalurkan pembiayaan saat pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan. Sebelum pandemi, BCA Finance mampu menyalurkan realisasi pembiayaan Rp 2,7 triliun hingga Rp 3 triliun tiap bulannya. BCA Finance hingga Juni 2020 mencatat pengajuan restrukturisasi sebanyak 112.000 nasabah dengan total pembiayaan senilai Rp 10,46 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi