BCA gandeng Bank Danamon kembangkan Flazz



JAKARTA. PT Bank Central Asia (BCA) Tbk menggandeng PT Bank Danamon Indonesia Tbk untuk mengembangkan penggunaan kartu prabayar Flazz dan pengembangan infrastruktur pendukungnya. Kemitraan antara BCA dan Danamon mencakup penerbitan kartu prabayar multiguna BCA, yaitu Flazz yang dilakukan oleh Bank Danamon. Kemitraan ini dilakukan melalui penandatanganan nota kesepahaman atawa memorandum of understanding (MoU) antara BCA, Bank Danamon dan juga PT Rintis, sebagai pengelola jaringan PRIMA. Dengan demikian, pengisian ulang saldo kartu Flazz dapat dilakukan melalui jaringan Bank Danamon. Kolaborasi ini, diharapkan tidak hanya memberikan manfaat bagi nasabah Bank Danamon maupun nasabah BCA. Tetapi juga, dapat menjadi bukti nyata komitmen kedua bank untuk mendukung program pemerintah yang telah dicanangkan Bank Indonesia yaitu Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). “Melalui kemitraan ini, nasabah Danamon dapat menerima manfaat dari cepat dan mudahnya bertransaksi dengan uang elektronik dan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrument non tunai,” kata Sng Seow Wah, Direktur Utama Bank Danamon di Jakarta, Rabu (19/8). Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, dengan menggunakan uang elektronik Flazz, nasabah Bank Danamon dapat melakukan transaksi pembayaran dengan lebih praktis, efisien dan aman. “Selain itu, dengan kartu Flazz Danamon, nasabah dapat bertransaksi di seluruh merchant Flazz dan diikutsertakan dalam beragam program dan penawaran menarik yang diselenggarakan oleh Flazz,” ucap Jahja. Catatan saja, sampai saat ini jumlah kartu prabayar Flazz yang beredar sudah ada sebanyak 7,7 juta. Jumlah tersebut naik lebih dari 30% dari tahun sebelumnya. Volume transaksi kartu Flazz sudah mencapai 42 juta per bulannya. Selain itu, BCA juga sudah melakukan co-branding dengan beberapa bank lain, seperti bank daerah dan juga bank asal Korea yaitu Woori Bank.

Berdasarkan data Bank Indonesia, pada tahun 2014, transaksi menggunakan uang elektronik berjumlah 203 transaksi dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,3 triliun. Tahun 2015 ini, diperkirakan transaksi menggunakan uang elektronik mencapai 450 juta transaksi dengan nilai transaksi mencapai Rp 4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan