BCA: Kredit tumbuh tipis, NPL komersial naik



JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pada semester I 2017 mencatat rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) segmen komersial dan usaha kecil menengah (UKM) di level 2,2%.

Angka ini tercatat meningkat dibanding dua tahun terakhir. Per Juni 2016 NPL konsumer dan SME BCA berada di level 2,1% sementara Juni 2015 pada 0,8%.

Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra mengatakan, meningkatnya laju NPL segmen komersial disebabkan karena tipisnya peningkatan kredit di segmen ini. "Masih normal (NPL), pertumbuhan kredit naik tipis, NPL wajar naik tipis," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (28/7).


Lebih lanjut, Jan mengatakan, pihaknya juga telah menghapus buku (write off) secara selektif untuk menekan laju NPL khususnya kredit komersial.

Meski begitu, bank swasta terbesar di Indonesia ini menyebut rasio NPL hingga separuh pertama 2017 masih terjaga. Tapi, BCA akan tetap memantau kualitas kredit. "Kami tidak ada target tertentu untuk NPL, kami akan dorong penyaluran kredit dengan prinsip prudential banking," jelasnya.

Sebagai informasi saja, sampai dengan semester I 2017 BCA berhasil menyalurkan kredit komersial dan UKM sebanyak Rp 148,31 triliun atau hanya tumbuh sebesar 1,2% secara tahunan atau year on year (yoy) dibanding periode tahun sebelumnya Rp 146,53 triliun. Pertumbuhan ini terlampau jauh dibanding segmen kredit BCA yang tumbuh double digit seperti korporasi dan konsumer.

Jika dilihat berdasarkan porsinya, segmen ini menyumbang sebanyak 34,2% dari total keseluruhan kredit BCA di sebesar Rp 433,25 triliun.

Adapun dari sisi kredit, BCA mencatat pertumbuhan sebesar 11,9% secara yoy dengan kualitas kredit atau NPL terjaga di level 1,5% per akhir Juni 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati