JAKARTA. Ekonomi yang lesu menyebabkan permintaan kredit seret pada tahun lalu. Kondisi ini juga dialami PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Sepanjang 2015, penyaluran kredit BCA sebesar Rp 388,00 triliun, atau tumbuh 11,8% dari posisi akhir 2014 yang sebesar Rp 346,96 triliun. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, kredit hanya tumbuh 11% karena terjadi perlambatan permintaan kredit pada segmen komersial, usaha kecil dan menengah (UKM), dan konsumer. Sedangkan, kredit korporasi masih terjadi permintaan yang tinggi karena beberapa sektor usaha masih tumbuh. Lihat saja, kredit komersial dan UKM hanya tumbuh 9% menjadi Rp 145,23 triliun per Desember 2015. Lalu, kredit konsumer hanya tumbuh 8,9% menjadi Rp 100,51 triliun pada periode yang sama.
BCA membukukan pertumbuhan kredit 11%
JAKARTA. Ekonomi yang lesu menyebabkan permintaan kredit seret pada tahun lalu. Kondisi ini juga dialami PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Sepanjang 2015, penyaluran kredit BCA sebesar Rp 388,00 triliun, atau tumbuh 11,8% dari posisi akhir 2014 yang sebesar Rp 346,96 triliun. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, kredit hanya tumbuh 11% karena terjadi perlambatan permintaan kredit pada segmen komersial, usaha kecil dan menengah (UKM), dan konsumer. Sedangkan, kredit korporasi masih terjadi permintaan yang tinggi karena beberapa sektor usaha masih tumbuh. Lihat saja, kredit komersial dan UKM hanya tumbuh 9% menjadi Rp 145,23 triliun per Desember 2015. Lalu, kredit konsumer hanya tumbuh 8,9% menjadi Rp 100,51 triliun pada periode yang sama.