BCA mencatatkan penjualan sukuk tabungan ST007 hingga Rp 1,7 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sukuk tabungan seri ST007 menjadi obligasi ritel terakhir yang ditawarkan pemerintah pada tahun ini. Ditawarkan sejak 4 November dan ditutup kemarin, (25/11), penjualan ST007 berhasil menembus target yang ditetapkan pemerintah.

Pemerintah saat itu menetapkan target penjualan ST007 sebesar Rp 2 triliun. Sementara merujuk laman Investree, pada Rabu (25/11) pagi jelang penutupan, penjualan ST007 telah melewati Rp 5,2 triliun. Adapun untuk data resmi penjualan ST007 belum diumumkan, pemerintah saat ini masih melakukan rekonsiliasi data dengan 31 mitra distribusi ST007.

Selama masa penawaran ST007, Bank Central Asia (BCA) tercatat berhasil membukukan penjualan lebih dari Rp 1,7 triliun. Executive Vice President Wealth Management BCA Adrianus Wagimin mengatakan, dari jumlah tersebut, hampir 30% transaksi pemesanan dilakukan melalui aplikasi Welma. Sedangkan untuk jumlah investor tercatat lebih dari 5.000 investor.


“Dilihat dari profilnya, pembeli ST007 di BCA mencakup seluruh profesi mulai dari pegawai, wiraswasta, hingga pelajar dan ibu rumah tangga. Kami melihat ST007 juga banyak diminati oleh kalangan milenial dan secara geografis melingkupi hampir sebagian besar wilayah di Indonesia,” kata Adrianus kepada Kontan.co.id, Kamis (26/11).

Baca Juga: Penjualan sukuk tabungan ST007 di Bank Mandiri mencapai Rp 936 miliar

Adrianus menambahkan, jumlah investor baru yang membeli ST007 di BCA tercatat lebih dari 15% dari total investor. Ia menyebut, jumlah itu mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan jumlah investor baru yang tercatat membeli produk ST006.

Ke depan, Adrianus mencermati bahwa obligasi ritel Indonesia masih memiliki potensi yang cukup besar. Apalagi iklim suku bunga global yang rendah masih akan terjadi di tahun depan, obligasi masih memberikan imbal hasil yang lebih menarik. 

Jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya dengan credit rating yang serupa seperti seperti India, Meksiko, dan Brasil pun, obligasi Indonesia cenderung lebih menarik. Hal ini terlihat dari imbal hasil riil di Indonesia yang tergolong tinggi. Selain itu obligasi ritel juga cocok dijadikan pilihan alokasi portofolio nasabah yang berprofil risiko konservatif, moderat, hingga agresif,” pungkas Adrianus.

Baca Juga: Mitra-mitra distribusi mencapai penjualan suku tabungan ST007 di atas target semula

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati