JAKARTA. Banyak cara yang ditempuh industri perbankan untuk tetap mengumpulkan pundi-pundi rupiah di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi. Salah satu upaya yang dilakukan oleh perbankan adalah dengan memberikan promo berupa suku bunga ringan untuk cicilan kredit pemilikan rumah (KPR). PT Bank Central Asia (BCA), misalnya, memberikan perpanjangan program promo bunga KPR fix rate 8,88% selama 3 tahun dan cap rate selama 2 tahun-3 tahun dengan rate 9,99%, sampai dengan 30 Oktober 2015 mendatang. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, perpanjangan masa promo program bunga KPR single digit ini memang merupakan strategi perseroan untuk terus mendorong pertumbuhan kredit konsumsi khususnya KPR. "Momentum bunga rendah untuk KPR sangat pas saat ini, karena kalau tidak dibero bunga menarik, maka KPR akan lesu," ucap Jahja kepada KONTAN, Selasa (11/8). Meski begitu, lanjut Jahja, bank dengan kode emiten BBCA ini masih sulit untuk memperkirakan kenaikan pertumbuhan kredit konsumsi terutama KPR, lantaran masih sulit untuk membaca kekuatan pasar saat ini.
BCA perpanjang promo bunga rendah untuk KPR
JAKARTA. Banyak cara yang ditempuh industri perbankan untuk tetap mengumpulkan pundi-pundi rupiah di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi. Salah satu upaya yang dilakukan oleh perbankan adalah dengan memberikan promo berupa suku bunga ringan untuk cicilan kredit pemilikan rumah (KPR). PT Bank Central Asia (BCA), misalnya, memberikan perpanjangan program promo bunga KPR fix rate 8,88% selama 3 tahun dan cap rate selama 2 tahun-3 tahun dengan rate 9,99%, sampai dengan 30 Oktober 2015 mendatang. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, perpanjangan masa promo program bunga KPR single digit ini memang merupakan strategi perseroan untuk terus mendorong pertumbuhan kredit konsumsi khususnya KPR. "Momentum bunga rendah untuk KPR sangat pas saat ini, karena kalau tidak dibero bunga menarik, maka KPR akan lesu," ucap Jahja kepada KONTAN, Selasa (11/8). Meski begitu, lanjut Jahja, bank dengan kode emiten BBCA ini masih sulit untuk memperkirakan kenaikan pertumbuhan kredit konsumsi terutama KPR, lantaran masih sulit untuk membaca kekuatan pasar saat ini.
