KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memperkirakan bisnis bisnis
wealth management perseroan terus mencatatkan pertumbuhan yang positif. Bank ini mencermati bahwa obligasi ritel Indonesia masih memiliki potensi yang cukup besar ke depan.
Santoso Liem, Direktur BCA menjelaskan, obligasi ritel dinilai tetap memiliki potensi bagus karena iklim suku bunga global masih akan terjadi tahun depan. "Sehingga obligasi masih memberikan imbal hasil yang lebih menarik," katanya pada Kontan.co.id, Senin (30/11).
Selain itu, obligasi menurutnya juga cocok dijadikan salah satu pilihan alokasi portofolio nasabah yang berprofil risiko konservatif, moderat, hingga agresif.
Baca Juga: Bank Permata gandeng Batavia Prosperindo dorong bisnis wealth management Jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya dengan
credit rating yang serupa seperti seperti India, Meksiko, dan Brasil pun, obligasi Indonesia cenderung lebih menarik. Hal ini terlihat dari imbal hasil riil di Indonesia yang tergolong tinggi.
Per September 2020 ini, dana kelolaan atau
asset under management (AUM) bisnis
wealth management BCA tercatat sebesar Rp 65,2 triliun atau meningkat 27% secara tahunan (
year on year/YoY). Santoso bilang, kontribusi kenaikan terbesar berasal dari produk obligasi yang meningkat 45% YoY.
Senada dengan peningkatan AUM,
fee based income dari produk investasi dan asuransi terus bertumbuh dimana secara tahunan meningkat 63%. Kontribusi
fee based income produk investasi dan asuransi terhadap total FBI BCA juga menunjukkan tren kenaikan. "Dengan melihat kondisi pasar sekarang ini, kami berharap kontribusi FBI produk
wealth management dapat terus meningkat," pungkas Santoso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi