BCA salurkan kredit energi baru terbarukan sebesar Rp 4,7 triliun hingga Maret 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) telah menyalurkan pembiayaan energi baru terbarukan sebesar Rp 4,7 triliun hingga Maret 2021.

Adapun target pembiayaan untuk keuangan berkelanjutan secara keseluruhan tahun 2021 sebesar 5,5% termasuk di dalamnya energi terbarukan, efisiensi energi, pengelolaan sumber daya alam hayati. 

“Juga penggunaan lahan yang berkelanjutan, transportasi ramah lingkungan, pengelolaan air dan air limbah yang berkelanjutan, eco-efficient, bangunan berwawasan lingkungan yang memenuhi standar atau sertifikasi yang diakui secara nasional, regional atau internasional serta kegiatan UMKM,” ujar Direktur BCA Vera Eve Lim kepada Kontan.co.id pada Rabu (16/6). 


Lebih lanjut dia bilang, dari total portofolio kredit BCA per Maret 2021, sekitar 21,4% atau Rp126,0 triliun merupakan portofolio kredit keuangan berkelanjutan. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG).

Baca Juga: Saat ini tren restrukturisasi perusahaan pembiayaan telah menurun

 
BBCA Chart by TradingView

Tren pembangunan berkelanjutan dan transisi hijau telah terjadi di negara maju. Kini, juga menghampiri di negara-negara berkembang. Tak hanya korporasi, industri perbankan di Indonesia juga terus melirik kredit hijau.

Mereka berlomba-lomba membidik kredit korporasi yang memegang konsep ESG alias environmental (lingkungan), social  dan governance (tata kelola perusahaan) semakin diminati. Jika melihat tren global, dana kelolaan berbasis ESG terus meningkat. Tahun 2016 sebesar US$ 22,9 triliun. Kemudian menjadi US$ 40 triliun di tahun 2020.

Kesadaran ini juga menular ke dalam negeri. Apalagi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan regulasi keuangan berkelanjutan. Yakni roadmap keuangan berkelanjutan tahap II pada Januari 2021. Ini  adalah kerangka acuan agar lembaga keuangan berperan aktif atas pembangunan berkelanjutan.

Selanjutnya: Volume transaksi cash management BNI tembus Rp 1.600 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari