KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan B20 Summit yang digelar pada tanggal 13-14 November 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). Oleh sebab itu, Direktur BCA Haryanto T Budiman sebagai Chair of Integrity and Compliance Task Force ikut terlibat pada gelaran internasional ini. Seperti pada beberapa kegiatan B20 sebelumnya, task force ini membahas rekomendasi kebijakan terkait beberapa isu strategis seperti anti-corruption, anti-bribery, dan anti-money laundering. Meski demikian, Haryanto menjelaskan bahwa pembahasan pada Integrity and Compliance Task Force kali ini turut mempertimbangkan perkembangan terkini secara global. “Ada beberapa hal penting lain yang perlu kita perhatikan secara khusus, antara lain bagaimana pandemi mengubah cara kita bekerja serta adanya geopolitical tension. Yang tidak kalah penting adalah faktor investor demand, di mana saat ini investor global tidak hanya menilai laporan dan kinerja keuangan saja untuk memutuskan berinvestasi, tapi juga melihat bagaimana aspek sustainability dari suatu perusahaan,” ucap Haryanto dalam keterangan tertulis pada Senin (14/11).
BCA Selaraskan Strategi Bisnis dengan Program B20
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan B20 Summit yang digelar pada tanggal 13-14 November 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). Oleh sebab itu, Direktur BCA Haryanto T Budiman sebagai Chair of Integrity and Compliance Task Force ikut terlibat pada gelaran internasional ini. Seperti pada beberapa kegiatan B20 sebelumnya, task force ini membahas rekomendasi kebijakan terkait beberapa isu strategis seperti anti-corruption, anti-bribery, dan anti-money laundering. Meski demikian, Haryanto menjelaskan bahwa pembahasan pada Integrity and Compliance Task Force kali ini turut mempertimbangkan perkembangan terkini secara global. “Ada beberapa hal penting lain yang perlu kita perhatikan secara khusus, antara lain bagaimana pandemi mengubah cara kita bekerja serta adanya geopolitical tension. Yang tidak kalah penting adalah faktor investor demand, di mana saat ini investor global tidak hanya menilai laporan dan kinerja keuangan saja untuk memutuskan berinvestasi, tapi juga melihat bagaimana aspek sustainability dari suatu perusahaan,” ucap Haryanto dalam keterangan tertulis pada Senin (14/11).