KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Syariah (BCA Syariah) mencatatkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang masih tebal pada Desember 2017. Rasio CAR BCA Syariah tercatat berada di level 29,39%. Angka tersebut berada di atas rata-rata industri perbankan syariah.

Catatan saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat permodalan bank syariah kian kuat di akhir tahun 2017. Rasio CAR bank syariah per Desember 2017 sebesar 17,91%, naik bila dibandingkan dengan Desember 2016 sebesar 16,63%.

John Kosasih, Direktur Utama BCA Syariah menjelaskan, kondisi CAR perbankan syariah yang tinggi ini mencerminkan bank syariah saat ini memiliki modal yang baik untuk menopang pertumbuhan pembiayaan dengan lebih baik.

“Komponen CAR adalah modal. Modal bisa meningkat melalui setoran atau retained earning yang baik serta kualitas pembiayaan yang baik dan segmen yang disasar,” jelas John kepada Kontan.co.id, Rabu (14/3).

Dengan kata lain, kuatnya permodalan bank dan membantu fungsi intermediasi bank agar lebih baik. Hal tersebut juga harus dijaga dengan kualitas pembiayaan yang baik.

Di tahun 2016, CAR BCA Syariah sempat sangat tinggi yakni 36,78%. Menurut John, itu disebabkan dari tambahan modal sebesar Rp 1 triliun untuk masuk kepada bank umum kelompok usaha (BUKU) II.

Pihaknya akan menjaga rasio CAR pada tahun 2018 ini di rentang 20% tergantung dengan penyerapan pembiayaan di tahun ini.

Sekadar informasi, berdasarkan laporan keuangan bank, hingga Desember 2017, modal inti BCA Syariah sebesar Rp 1,14 triliun, naik 4,58% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,09 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat