KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BCA Syariah mengatakan pihaknya optimis target kinerja tahun 2017 dapat tercapai. Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih mengungkap pihaknya mematok pertumbuhan secara rata-rata sebesar 15% hingga 20% dari sisi pertumbuhan kredit, dana pihak ketiga (DPK) dan laba bersih. Lebih lanjut, secara kinerja sampai dengan September 2017 pihaknya masih mencatatkan pertumbuhan signifikan. Tercatat aset perseroan naik mencapai 21% secara tahunan atau year on year mencapai Rp 5,6 triliun. "Kami target growth di semua lini sekitar 15% sampai 20%," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (10/10). Tidak hanya itu, perseroan juga berhasil memperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp 44 miliar. Jumlah tersebut naik secara tahunan sebesar 37%. Adapun, dari sisi rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) BCA Syariah terbilang rendah. Sampai September 2017 BCA Syariah mencatat NPF terjaga di level 0,52% secara gross. Sementara secara net, posisi NPF perseroan ada di level 0,19%. Sampai akhir tahun, pihaknya mematok NPF akan berada di level 1% maksimum. Sekadar informasi, berdasarkan laporan keuangan bulan Agustus 2017 perseroan membukukan pembiayaan sebesar Rp 3,67 triliun. Jumlah tersebut meningkat sebesar 17,23% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,13 triliun. Sementara itu, DPK yang berhasil dihimpun tercatat mencapai Rp 4,01 triliun atau naik 21,2% secara year on year.
BCA Syariah patok kinerja tumbuh 15% akhir tahun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BCA Syariah mengatakan pihaknya optimis target kinerja tahun 2017 dapat tercapai. Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih mengungkap pihaknya mematok pertumbuhan secara rata-rata sebesar 15% hingga 20% dari sisi pertumbuhan kredit, dana pihak ketiga (DPK) dan laba bersih. Lebih lanjut, secara kinerja sampai dengan September 2017 pihaknya masih mencatatkan pertumbuhan signifikan. Tercatat aset perseroan naik mencapai 21% secara tahunan atau year on year mencapai Rp 5,6 triliun. "Kami target growth di semua lini sekitar 15% sampai 20%," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (10/10). Tidak hanya itu, perseroan juga berhasil memperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp 44 miliar. Jumlah tersebut naik secara tahunan sebesar 37%. Adapun, dari sisi rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) BCA Syariah terbilang rendah. Sampai September 2017 BCA Syariah mencatat NPF terjaga di level 0,52% secara gross. Sementara secara net, posisi NPF perseroan ada di level 0,19%. Sampai akhir tahun, pihaknya mematok NPF akan berada di level 1% maksimum. Sekadar informasi, berdasarkan laporan keuangan bulan Agustus 2017 perseroan membukukan pembiayaan sebesar Rp 3,67 triliun. Jumlah tersebut meningkat sebesar 17,23% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,13 triliun. Sementara itu, DPK yang berhasil dihimpun tercatat mencapai Rp 4,01 triliun atau naik 21,2% secara year on year.