BCA Syariah Targetkan Kenaikan Laba 19% Tahun Ini, Begini Strateginya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski kondisi global masih cukup menantang, PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) masih optimis bisnis bisa meningkat di 2023. Direktur Utama BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum menargetkan pertumbuhan aset di kisaran 9% hingga 11% dan laba di kisaran 17% sampai 19% pada tahun ini. 

Yuli melihat Indonesia masih memiliki potensi pertumbuhan masih positif. Peluang pembiayaan masih ada. BCA Syariah akan menyasar seluruh sektor namun dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian. 

“Untuk pembiayaan konsumer potensinya masih besar, kami bisa tingkatkan kerja sama dengan developer bisa kerja sama dengan BCA sehingga ruangannya masih besar untuk digarap. Untuk sektor lainnya, kami lihat tetap ada yang bagus,” ujar Yuli beberapa waktu lalu.


Dalam mengejar target laba, Yuli menyatakan ada dua strategi. Pertama dengan meningkatkan volume pembiayaan lantaran bank syariah tidak bisa dengan mudah menyesuaikan bunga pembiayaan. 

Baca Juga: Capai Rp 117,6 Milar, Laba Bersih BCA Syariah Tumbuh 34,5% pada Tahun 2022

“Kedua, biaya dana atau cost of fund juga harus dijaga. Seperti bagaimana mendorong deposito menjadi dana murah atau CASA. Tapi ruangnya masih bagus. Likuiditas di Indonesia masih bagus sehingga bagaimana pendekatan yang lebih baik ke nasabah baru atau lama,” jelasnya. 

Guna meningkatkan CASA, BCA Syariah terus meningkatkan engagement customer erat dengan strategi sistem teknologi informasi dan digitalisasi. Tujuannya, agar nasabah semakin mudah menempatkan dananya dan melakukan transaksi. 

Adapun pada 2022, BCA Syariah mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) naik 23,5% YoY menjadi Rp 9,5 triliun. Pertumbuhan DPK diiringi dengan peningkatan komposisi CASA BCA Syariah menjadi 38,6% dari total DPK atau mencapai Rp 3,7 triliun.

Pertumbuhan CASA didukung oleh pertumbuhan Giro di Desember 2022 yang mencapai Rp2,1 triliun atau tumbuh 73,9% YoY. Sementara perolehan tabungan tercatat sebesar Rp 1,5 triliun tumbuh 13,3% YoY.  

Pada 2023 ini, BCA Syariah menargetkan CASA bisa lebih besar lagi dengan rasio CASA di kisaran 38% sampai 40%. BCA Syariah berhasil membukukan laba bersih setelah pajak di Desember 2022 sebesar Rp 117,6 miliar di akhir 2022. Nilai itu  tumbuh 34,5% secara year on year (YoY) dari 2021 sebesar Rp 87,4 miliar.   

Direktur BCA Syariah Pranata mengatakan BCA Syariah mampu menunjukkan kinerja yang positif dan menjaga pertumbuhan berkelanjutan yang ditandai dengan posisi keuangan yang solid, likuiditas yang memadai serta kualitas aset yang terjaga.  

Yuli menyatakan peningkatan dana murah menjadi strategi kami di 2022. Berbagai inisiatif pengembangan layanan pada delivery channel maupun secara digital terus kami pacu untuk menarik minat masyarakat menempatkan dana di BCA Syariah. Dengan demikian,  kami mampu mengelola biaya dana untuk penyaluran pembiayaan yang lebih ekspansif dan kompetitif di pasar. 

Penyaluran pembiayaan tumbuh dengan baik di seluruh sektor pembiayaan baik komersial, konsumer, maupun UMKM. Pembiayaan komersial di Desember 2022 mencapai Rp5,4 triliun tumbuh 17,5% dengan portofolio terbesar pada industri pengolahan, pertanian dan perkebunan serta perdagangan besar. 

Baca Juga: Bunga Deposito Terkerek, Program Deposito Ini Tawarkan Bunga Kompetitif Lebih Cuan

Penyaluran terhadap pembiayaan UMKM terus ditingkatkan sebagai bentuk komitmen BCA Syariah dalam penyaluran pembiayaan inklusif. Sampai dengan akhir tahun 2022 penyaluran pembiayaan UMKM mencapai Rp1,7 triliun atau tumbuh 21,6% sehingga komposisinya mencapai 22,8% dari total pembiayaan BCA Syariah.   

Penyaluran pembiayaan disertai dengan upaya mengelola kualitas pembiayaan sehingga Non Performing Financing (NPF) dapat terjaga pada angka 1,42% gross dan 0,01% net. Pembiayaan yang direstruktur juga menunjukkan tren menurun dengan Financing at Risk (FaR) sebesar 13,0%, membaik 5,0% dibandingkan Desember 2021 sebesar 18,0%.  

Segmen pembiayaan konsumer BCA Syariah menunjukkan pertumbuhan tertinggi di tahun 2022. Pembiayaan konsumer tumbuh ekspansif 101,2% mencapai Rp 420,8 miliar. Komposisi pembiayaan konsumer tertinggi dikontribusi dari KPR iB yang tumbuh 194,5% YoY mencapai Rp 208,1 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi