Soal stock split, BCA ogah terburu-buru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100) Jahja Setiatmadja menyatakan perseroan belum tentu akan melakukan stock split tahun depan.

Ia menambahkan harga saham bank swasta terbesar di tanah air ini sejatinya masih murah jika dibandingkan harga saham bank-bank besar di luar negeri.

Baca Juga: Naik 13%, Bank BCA raup laba Rp 20,9 triliun hingga kuartal III 2019


“Saat ini kami belum mempertimbangkan untuk stock split. Karena kalau harga saham kami masih naik, melonjak kami tidak akan stock split, kalau harganya sudah flat baru kami pertimbangkan,” katanya dalam paparan kinerja BCA Kuartal III-2019, Senin (28/10) di Jakarta.

Perdagangan saham perseroan di Bursa Efek Indonesia hari ini sendiri ditutup dengan harga Rp 31.025 per lembar, meningkat 0,08% dibandingkan penutupan perdagangan Jumat lalu.

Jahja menilai di rentang harga tersebut sejatinya nilai saham perseroan masih murah jika dibandingkan harga saham bank-bank besar di bursa luar negeri.

“Kalau dikonversikan ke dolar, harga saham BCA cuma sekitar US$ 2 per lembar, meskipun terdaftar di Jakarta tapi investor kami juga banyak yang asing, dari London, Boston, New York," katanya. 

Baca Juga: NPL BCA meningkat, industri baja dan bencana Palu jadi penyebabnya

"Sementara saham bank-bank besar di Dow Jones itu ada yang mencapai US$ 100 per lembar. Kalau dibandingkan sebenarnya harga saham kami masih murah dalam tanda kutip,” lanjut dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi