JAKARTA. PT Bank Central Asia (BCA) Tbk terus mengembangkan produk uang elektroniknya yang bernama Flazz. Terbaru, bank dengan kode emiten BBCA ini menggandeng PT Bank Danamon Indonesia Tbk untuk menerbitkan kartu prabayar Flazz. Selain itu, pengisian ulang saldo kartu Flazz juga dapat dilakukan melalui jaringan Bank Danamon, pasca dilakukannya penandatanganan nota kesepahaman atawa memorandum of understanding (MoU) antara Danamon dengan PT Rintis, sebagai pengelola jaringan PRIMA. Head of Consumer Cards BCA, Santoso mengungkapkan, per Juni 2015, volume transaksi dari penggunaan kartu multiguna BCA, Flazz, telah mencapai 46 juta transaksi. Menurutnya, angka ini meningkat 100% ketimbang tahun lalu, di mana volume transaksi per akhir 2014 mencapai 42 juta transaksi. “Sepanjang tahun 2015, secara tahunan kami memperkirakan kenaikan volume transaksi uang elektronik mencapai 200%,” kata Santoso di Jakarta, Rabu (19/8). Lebih lanjut Santoso menambahkan, secara nilai, penggunaan uang elektronik juga terus mengalami peningkatan. Ia merinci, sepanjang enam bulan tahun 2015, bank yang berafiliasi dengan Grup Djarum ini telah mengantongi nominal sekitar Rp 425 miliar. Dengan begitu, perseroan menargetkan angka Rp 900 miliar dari penggunaan uang elektronik Flazz BCA ini. Capaian ini, membuat BCA menjadi salah satu pemain terbesar uang elektronik di Indonesia. Santoso menyebutkan, setidaknya BBCA mampu merengkuh 27%-29% market share untuk uang elektronik yang tersebar secara nasional. Oleh karena itu, perseroan akan terus mengembangkan transaksi non cash dengan penggunaan uang elektronik ini dengan melakukan kerjasama dengan bank lainnya. “Kami berharap platform Flazz bisa digunakan dengan berkolaborasi dengan banyak bank. Sudah ada pembicaraan dengan beberapa bank, tapi masih dalam tahap penjajakan karena membutuhkan kesiapan dari dua belah pihak,” ucap Santoso.
BCA targetkan transaksi Flazz capai Rp 900 miliar
JAKARTA. PT Bank Central Asia (BCA) Tbk terus mengembangkan produk uang elektroniknya yang bernama Flazz. Terbaru, bank dengan kode emiten BBCA ini menggandeng PT Bank Danamon Indonesia Tbk untuk menerbitkan kartu prabayar Flazz. Selain itu, pengisian ulang saldo kartu Flazz juga dapat dilakukan melalui jaringan Bank Danamon, pasca dilakukannya penandatanganan nota kesepahaman atawa memorandum of understanding (MoU) antara Danamon dengan PT Rintis, sebagai pengelola jaringan PRIMA. Head of Consumer Cards BCA, Santoso mengungkapkan, per Juni 2015, volume transaksi dari penggunaan kartu multiguna BCA, Flazz, telah mencapai 46 juta transaksi. Menurutnya, angka ini meningkat 100% ketimbang tahun lalu, di mana volume transaksi per akhir 2014 mencapai 42 juta transaksi. “Sepanjang tahun 2015, secara tahunan kami memperkirakan kenaikan volume transaksi uang elektronik mencapai 200%,” kata Santoso di Jakarta, Rabu (19/8). Lebih lanjut Santoso menambahkan, secara nilai, penggunaan uang elektronik juga terus mengalami peningkatan. Ia merinci, sepanjang enam bulan tahun 2015, bank yang berafiliasi dengan Grup Djarum ini telah mengantongi nominal sekitar Rp 425 miliar. Dengan begitu, perseroan menargetkan angka Rp 900 miliar dari penggunaan uang elektronik Flazz BCA ini. Capaian ini, membuat BCA menjadi salah satu pemain terbesar uang elektronik di Indonesia. Santoso menyebutkan, setidaknya BBCA mampu merengkuh 27%-29% market share untuk uang elektronik yang tersebar secara nasional. Oleh karena itu, perseroan akan terus mengembangkan transaksi non cash dengan penggunaan uang elektronik ini dengan melakukan kerjasama dengan bank lainnya. “Kami berharap platform Flazz bisa digunakan dengan berkolaborasi dengan banyak bank. Sudah ada pembicaraan dengan beberapa bank, tapi masih dalam tahap penjajakan karena membutuhkan kesiapan dari dua belah pihak,” ucap Santoso.