BCA Terima Pengajuan KPR Baru Rp 19,3 Triliun dalam 6 Bulan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) semakin mengukuhkan posisinya pada bisnis kredit kepemilikan rumah (KPR). Sepanjang enam bulan pertama tahun 2023, bank swasta terbesar di di Tanah Air ini menyalurkan KPR atau booking baru sebesar Rp 19,3 triliun. 

Capaian tersebut meningkat meningkat sebesar 10,9% dari booking baru yang dibukukan pada semester pertama tahun 2022, yaitu sebesar Rp 17,4 triliun. 

Mengutip keterangan BCA, Selasa (25/7), pencairan KPR baru  ini juga meningkat secara kuartalan. Pada kuartal pertama 2023 baru mencapai Rp 7,9 triliun dan di triwulan kedua mencapai Rp 11,4 triliun. 


Namun, di saat yang sama, BCA juga menerima pelunasan dan pembayaran sebagian KPR dari nasabah alias run off sebesar Rp 13,8 triliun sepanjang paruh pertama tahun ini. 

Sehingga, outstanding KPR BCA per Juni 2023 telah menembus angka Rp 114,5 triliun, tumbuh 12% dari Rp 109 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Sementara dibandingkan dengan akhir tahun lalu (secara year to date), KPR BCA tumbuh 5,1%.

KPR tercatat mendominasi kredit konsumer BCA. Porsinya telah mencapai 62,3% per akhir Juni 2023. 

Baca Juga: Laba Bank BCA Naik 34% Jadi Rp 24,19 Triliun pada Semester I, Ini Pendorongnya

Meskipun tren suku bunga naik, BCA masih aktif menawarkan promo bunga KPR juga mendorong pertumbuhan bisnis ini. Saat ini, BCA menawarkan bunga mulai 3,75% fixed tiga tahun untuk masa tenor minimal Rp 10 tahun. 

Bank ini juga menawarkan bunga berjenjang mulai dari 3,78% hingga tenor 10 tahun. Promo bunga KPR ini berlaku hingga 31 Agustus 2023. 

BCA kini merupakan pemegang pangsa pasar KPR terbesar kedua di Indonesia, setelah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Pertumbuhan KPR BCA sepanjang semester pertama tahun ini mampu mengalahkan BTN. 

Baca Juga: Bank Masih Berhati-Hati Menaikkan Bunga KPR di Tahun Ini

Outstanding KPR BTN per Juni 2023 mencapai Rp 243 triliun, atau hanya tumbuh 9,18% secara tahunan dari Rp 222,5 triliun pada Juni tahun lalu. 

KPR BTN masih didominasi KPR subsidi dengan outstanding mencapai Rp 152,16 triliun atau meningkat 10,6% secara year on year (yoy). Sedangkan KPR non subsidi hanya mencapai Rp 90,8 triliun atau tumbuh 6,49% yoy. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk