BCA: Uang elektronik berbasis kartu unggul pada kecepatan transaksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri keuangan elektronik di Indonesia terbagi menjadi dua yakni berbasis kartu (card based) dan server (server based). PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melihat perkembangan uang elektronik berbasis kartu lebih banyak dilakoni oleh perbankan.

Direktur BCA Santoso Liem menyatakan salah satu pemain card based di Indonesia adalah BCA. Ia menilai card based memiliki keunggulan pada kecepatan dalam bertransaksi hingga per sekian detik. Sehingga sangat cocok untuk transaksi transportasi seperti TransJakarta, MRT, jalan tol, maupun parkir.

“Sedangkan server based itu sudah masuk ke makan cepat saji yang juga bisa dilayani card based. Namun server based juga mulai masuk ke merchant untuk consumer goods. Saya belum melihat served based digunakan untuk jalan tol atau bis,” ujar Santoso kepada Kontan.co.id, Rabu (25/9).


Lanjut Ia, server based membutuhkan waktu dalam memproses transaksi 2 hingga 3 detik. Waktu ini tidak cocok diaplikasikan untuk transaksi transportasi. Selain itu, kebanyakan uang elektronik berbasis server kebanyakan dijalani oleh fintech payment.

Baca Juga: Bunga acuan terus turun, BRI bidik NIM 7% hingga akhir tahun

“Memang layanan server based lebih luas dengan ticket size lebih tinggi dibandingkan card based. Namun untuk pembayaran di e-commerce, biasanya penggunaan ticket size-nya di bawah Rp 2 juta, karena kalau besar pengguna masih menggunakan virtual account perbankan,” jelas Santoso.

Namun Santoso mengakui transaksi uang elektronik ritel dengan nomimal kecil masih akan dikuasai oleh fintech payment. Hal ini terjadi tidak lepas dengan program promosi dan cashback yang tinggi.

Sedangkan kinerja perbankan berlandaskan pada penghimpunan dana dan penyaluran kredit yang benar dan prudent. Juga harus mendapatkan pendapatan yang benar.

Baca Juga: Ada Investor Kakap Jual Ratusan Juta Saham DOID

“Kalau fintech walau sering memberikan promosi dan cashback, tidak pernah menyampaikan berapa dana investasi dan sudah rugi berapa. Kalau Bank kan harus bekerja berdasarkan kepuasan nasabah dan key performance indicator,” tambah Santoso.

Kendati demikian, Santoso menekankan BCA akan terus memberikan layanan alat pembayaran baik uang elektronik. Juga akan terus mendorong kolaborasi terhadap fintech.

Berdasarkan catatan Kontan, hingga Juni 2019, jumlah kartu Flazz beredar sudah 14 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,9 triliun. Sedangkan volume transaksinya telah mencapai 241 juta transaksi atau meningkat 49% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .