Bea Cukai sebut kawasan berikat di Jawa Tengah terus meningkat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengatakan kawasan berikat (KB) terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan berbagai insentif yang diberikan mulai dari penangguhan bea masuk, pembebasan cukai, tidak dipungut pajak dalam rangka impor (PDRI) dan tidak dipungut PPh Impor.

Kasi Kawasan Berikat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Joko Pri Sukmono mengatakan, permohonan izin kawasan berikat di Jawa Tengah terus mengalami peningkatan.

Meski tak menyebut berapa jumlah KB di Jawa Tengah hingga saat ini, tetapi Joko menyebutkan terdapat belasan pengusaha yang mendapatkan izin baru KB sejak akhir tahun lalu hingga saat ini.


Menurut Joko, peningkatan KB di Jawa Tengah memperhitungkan infrastruktur yang semakin berkembang pesat, sumber daya manusia yang berkualitas serta upah minimum kabupaten/kota yang masih terjangkau.

"Infrastruktur di Jawa Tengah sangat bagus. Di Boyolali, ke pelabuhan itu sudah tol. Ke pelabuhan bisa cepat dan pelabuhan Tanjung Masnya sudah besar," ujar Joko kepada Kontan.co.id, Rabu (27/3).

Joko mengakui, berkembangnya infrastruktur memang menjadi alasan mengapa investasi terus berkembang. Tak heran, mengapa investasi terus masuk ke Jawa.

Bahkan terdapat 16 Izin KB baru di Jawa Barat sejak akhir tahun hingga saat ini. Namun, dia pun mengakui, wilayah lain di luar Jawa juga turut berkembang.

Survei Dampak Ekonomi Fasilitas Kawasan Berikat dan KITE sepanjang 2017 yang dilakukan oleh DJBC bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan University Network for Indonesia Export Development (UNIED) merinci, dari 1244 perusahaan di Kawasan Berikat, terdapat 581 perusahaan KB di Jawa Barat, 185 perusahaan KB di Jawa Tengah, 152 Perusahaan KB di Banten, 122 Perusahaan KB di Jawa Timur, 71 Perusahaan KB di DKI Jakarta, 44 Perusahaan KB di Sumatera Utara, 24 Perusahaan KB di Riau, 12 perusahaan KB di Lampung, 7 perusahaan KB di Sulawesi Tengah dan lainnya.

Berkembangnya KB juga turut menyumbang ekspor nasional, di mana pada 2017, KB berkontribusi sebesar Rp 634,1 triliun dari total ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto