KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lesunya perdagangan internasional menyebabkan realisasi kepabeanan, khususnya bea masuk sebagai basis perpajakan barang impor lunglai. Terlebih, perekonomian China sebagai mitra dagang terbesar Indonesia belum membaik. Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Dirjen) Bea Cukai realisasi bea masuk dari awal tahun sampai dengan 11 Februari 2020 sebesar Rp 3,88 triliun atau setara 9,70% dari target yang ditetapkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020). Namun, pencapaian ini koreksi 3,5% atau sekitar Rp 140,69 miliar di periode sama tahun 2019. Direktur Kepabenan Internasional dan Antar Lembaga Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Syarif Hidayat mengatakan secara tren, ketika tahun baru China atau Imlek berlangsung impor barang dari China akan melambat dibanding periode biasa. Karenanya, sebagian aktivitas industri Negeri Tirai Bambu diliburkan atau produksi dikurangi.
Bea Cukai waspadai dampak virus corona, kenapa?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lesunya perdagangan internasional menyebabkan realisasi kepabeanan, khususnya bea masuk sebagai basis perpajakan barang impor lunglai. Terlebih, perekonomian China sebagai mitra dagang terbesar Indonesia belum membaik. Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Dirjen) Bea Cukai realisasi bea masuk dari awal tahun sampai dengan 11 Februari 2020 sebesar Rp 3,88 triliun atau setara 9,70% dari target yang ditetapkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020). Namun, pencapaian ini koreksi 3,5% atau sekitar Rp 140,69 miliar di periode sama tahun 2019. Direktur Kepabenan Internasional dan Antar Lembaga Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Syarif Hidayat mengatakan secara tren, ketika tahun baru China atau Imlek berlangsung impor barang dari China akan melambat dibanding periode biasa. Karenanya, sebagian aktivitas industri Negeri Tirai Bambu diliburkan atau produksi dikurangi.