KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan bea masuk (BM) impor minyak sawit yang tinggi oleh India berdampak pada ekspor minyak sawit pada bulan Oktober 2017. Menurut data yang dirilis Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), ekspor minyak sawit menyusut setelah India menerapkan bea masuk yang cukup tinggi sehingga harga minyak sawit tidak kompetitif lagi. Penjualan ekspor minyak sawit juga menyusut karena ekspor ke Pakistan juga berkurang. Padahal kedua negara ini merupakan negara tujuan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terbesar Indonesia selain China. Justru permintaannya ekspor dari China naik sebesar 14% menjadi 423,740 ton. Sekjen GAPKI Togar Sitanggang mengatakan, total volume ekspor minyak sawit Indonesia pada Oktober 2017 hanya sebesar 2,60 juta ton. Jumlah itu turun 5,6% dibandingkan ekspor pada September 2017. Rendahnya ekspor ini menyebabkan stok minyak sawit Indonesia naik 16% dari September 2017 menjadi 3,38 juta ton pada Oktober 2017.
Bea masuk memangkas ekspor CPO
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan bea masuk (BM) impor minyak sawit yang tinggi oleh India berdampak pada ekspor minyak sawit pada bulan Oktober 2017. Menurut data yang dirilis Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), ekspor minyak sawit menyusut setelah India menerapkan bea masuk yang cukup tinggi sehingga harga minyak sawit tidak kompetitif lagi. Penjualan ekspor minyak sawit juga menyusut karena ekspor ke Pakistan juga berkurang. Padahal kedua negara ini merupakan negara tujuan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terbesar Indonesia selain China. Justru permintaannya ekspor dari China naik sebesar 14% menjadi 423,740 ton. Sekjen GAPKI Togar Sitanggang mengatakan, total volume ekspor minyak sawit Indonesia pada Oktober 2017 hanya sebesar 2,60 juta ton. Jumlah itu turun 5,6% dibandingkan ekspor pada September 2017. Rendahnya ekspor ini menyebabkan stok minyak sawit Indonesia naik 16% dari September 2017 menjadi 3,38 juta ton pada Oktober 2017.